Diantara wisatawan umum baik domestik maupun mancanegara, nama pantai Keramas boleh jadi terdengar asing di telinga mereka. Namun bagi wisatawan khusus dalam hal ini adalah peselancar, sejak tahun 2000an Keramas bukan hanya sekedar pantai tetapi sekaligus menjadi primadonanya pantai pesisir timur Bali dengan gulungan ombak yang menanti untuk ditaklukkan.
Berada di distrik Gianyar, pantai Keramas bisa ditempuh kurang lebih dalam 20 menit berkendara dari pantai Sanur. Diapit dua pantai lain yang tak kalah mempesonanya yaitu pantai Masceti dan pantai Saba, pantai Keramas juga menawarkan pesona kilauan pasir hitam nan padat sehingga mudah dilalui kendaraan beroda. Jejak-jejak roda ATV itu buktinya. Sebuah jembatan kecil berhias patung serta areal parkir yang cukup memadai merupakan wujud perhatian pemerintah setempat akan potensi pantai Keramas sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi. Meskipun pada hari-hari biasa masih terlihat sepi.
Kalau berbicara tentang asal-usul nama pantai ini, konon awalnya pantai ini bernama Kuramas yang terinspirasi dari banyaknya kura-kura emas yang datang ke pantai ini untuk bertelur. Namun kemudian berubah nama menjadi Keramas seiring dengan munculnya kera-kera emas yang lalu menghilang begitu saja tanpa menyisakan apapun selain misteri. Sejak itu, nampaknya tak ada lagi hewan ‘emas’ yang bermunculan sehingga nama Keramas-lah yang bertahan dipakai hingga sekarang.
Sepintas pantai Keramas terlihat serupa seperti pantai-pantai pesisir timur Bali yang lain. Kecuali pantai ini lebih dikenal sebagai tempat untuk berselancar. Memang tidak seramai Kuta, Canggu atau pantai-pantai lain di pesisir selatan. Setidaknya ada pondok – walaupun hanya satu, yang menjual makanan dan minuman ringan sekaligus menyewakan papan surfing. Namun yang membuatnya istimewa adalah saat ini pantai Keramas menjadi satu-satunya lokasi di Bali tempat digelarnya Night Surfing, berselancar di malam hari.
Komune Beach Resort adalah resor yang mengakomodasi fasilitas tersebut dengan membangun pos pengawas lengkap dengan dua menara lampu sorot untuk penerangan. Sesi Night Surfing dimulai menurut penampakan bulan. Benar. Bulan baru dan purnama adalah penentu tinggi tidaknya gelombang ombak. Saat terbaik adalah 4 hari sebelum dan sesudah purnama atau bulan baru. Karena pada hari-hari diluar itu tinggi ombak tidak bisa diperkirakan. Kalau tak ingin terlalu malam, datanglah pada 4 hari sebelum ketika ombak mencapai puncaknya sekitar pukul 8.30 – 10.00 malam. Sebab pada 4 hari sesudahnya puncak ombak baru akan terlihat antara pukul 10.00 malam hingga 01.00 dini hari.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Aksi peselancar diatas ombak malam pantai Keramas (dok. oakleyprobali.com)"][/caption]
Resor ini rutin menggelar sesi Night Surfing yang terbuka untuk umum. Dengan biaya relatif murah anda sudah bisa mengikuti 3 sesi selancar di malam hari. Menantang sekaligus menyenangkan. Tertarik mencoba?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H