Seorang gadis kecil usia 7 tahun tewas dibunuh oleh seorang pria bermasker pada hari Kamis (11/02/2016) yang lalu. Pelaku menghabisi korban dengan pisau yang telah disiapkan sebelumnya. Sarah Jesica, gadis mungil itu, saat kejadian sedang disisir dan dipangku oleh ibunya ketika Noval Fajar Bakti (31) menyelonong masuk ke rumah mereka di Citeureup, Kabupaten Bogor. Diteriaki maling oleh penghuni rumah, Noval menghajar Yunida (38), ibu Sarah, dengan pisau stainless ke bagian dada, paha dan perut. Sarah dihabisi Noval dengan tikaman mematikan ke dada kirinya.
Pelaku pembunuhan - seorang buruh pabrik di Citeureup - mengaku melakukan tindakan kejinya karena sakit hati tidak diberi pinjaman oleh Yunida dan suaminya, Bina Sitorus. Target awal pembunuhan adalah Bina, tetapi karena pagi itu Bina sudah berangkat kerja, maka keluarganya menjadi sasaran kebiadaban Noval.
Tewasnya Sarah menuai simpati banyak orang. Nyawa seorang anak tak bersalah dan tak tahu menahu urusan orang dicabut begitu saja oleh seorang bedebah yang dengan sadar menyiapkan pembunuhan atas alasan sakit hati yang tak masuk akal. Kemarahan orang terhadap Noval tampak dari banyaknya komentar di media sosial yang menuntut Noval dihukum mati bahkan kalau boleh dibunuh saja langsung. Manusia tanpa perasaan dan sangat berbahaya seperti Noval tak lebih dari sampah yang harus dibuang jauh-jauh dari masyarakat.
Tapi, masih ada segelintir orang yang membenarkan tindakan Noval. Komentar pertama di detik.com di sebuah artikel yang memberitakan pembunuhan itu berujar "Wajar dia bunuh yg di bunuh tukang ijon melipatkan hutang rasakan tuh".
Pembunuhan dibenarkan atas alasan orang tua korban adalah rentenir? Pembenaran seperti apa ini? Mirip dengan pembenaran tindakan terorisme.
Belum ada berita tentang catatan kriminal Noval sebelumnya. Tetapi, motivasi tindakan pembunuhan karena sakit hati tidak mendapat pinjaman bisa ditemukan dengan mudah dalam berbagai kasus yang diberitakan media massa. Manusia-manusia sampah yang datang menghiba-hiba untuk meminta pinjaman berubah menjadi monster yang tak punya nurani sama sekali. Cukup bermodal sebilah pisau dan hati yang legam para monster mencabuti nyawa orang-orang yang tak mau memberikan mereka pinjaman uang. Ironisnya, dalam semua kejadian, orang-orang yang menjadi korban dikenal baik oleh pelaku - bahkan sebagian masih memiliki hubungan kekeluargaan.
Berita-berita terkait pembunuhan atas alasan tak diberi pinjaman dapat ditemukan dengan mencari arsip situs di internet. Sangat banyak. Beberapa di antaranya :
- Seorang gadis di Palangkaraya dibunuh oleh seorang pemuda yang merupakan teman akrab ayah korban karena korban tidak mau memberi pinjaman uang kepada pelaku pembunuhan.
- Seorang dosen Universitas Indonesia dibunuh oleh keponakannya sendiri karena tak mau memberi pinjaman kepada sang keponakan.
- Seorang nenek di Garut dibunuh cucu tirinya karena tak mau memberi pinjaman kepada sang cucu.
- Seorang keponakan di Makassar membunuh tantenya sendiri karena tidak diberi pinjaman.
- Seorang mahasiswa Universitas Sahid, Jakarta, dibunuh temannya sendiri karena korban hanya memberikan pinjaman Rp. 100.000 dari Rp. 600.000 yang diminta oleh sang teman.
- Seorang pemuda di Jakarta Timur membunuh adik temannya sendiri karena tidak diberi pinjaman.
- Seorang pemuda di Subang, Jawa Barat, membunuh temannya sendiri karena tak dipinjami uang.
- Seorang pegawai negeri sipil di Kabupaten Parung dibunuh oleh pacarnya karena korban tidak mau memberikan pinjaman uang.
Meskipun mayoritas orang mengutuk pembunuhan atas alasan sakit hati tidak diberi pinjaman uang ini, peristiwa seperti ini akan terulang lagi. Di suatu hari seseorang akan mendatangi Anda untuk meminjam uang - dan entah Anda menolak dengan ramah atau dengan kasar, entah Anda seorang rentenir atau orang yang mengharamkan memberi pinjaman dengan bunga - di luar kehendak Anda, seseorang mungkin akan sakit hati. Meskipun Anda tak merasa telah menyakiti, orang yang tak Anda beri pinjaman itu bisa saja pada suatu waktu yang tak Anda sangka-sangka mencari Anda dengan pisau yang terhunus. Jika pisau itu tak menemukan muaranya di jantung Anda, maka bersiaplah mendengar kabar bahwa pisau itu menemukan pelabuhannya di tubuh orang-orang yang Anda kasihi. Menakutkan ? Dramatisasi ? Percaya hukum akan membuat takut orang-orang sembarang membunuh ? Come on ... bacalah berita setiap hari, apa saja alasan orang melakukan pembunuhan, siapa pelakunya, siapa korbannya, dimana dilakukan.
Kalau Anda tidak takut dengan kebiadaban yang mengganas di sekitar kita sekarang ini, baguslah. Keadaan Anda lebih baik dari saya. Saya takut. Saya menangis mengenangkan takdir Sarah Jesica - bocah 7 tahun yang tewas di tangan manusia yang begitu mudah membunuh sesama dengan alasan sederhana : sakit hati tak diberi pinjaman. Beristirahatlah dengan damai, Nak Sarah - duduklah sekarang di pangkuan Tuhan dan biarkan Dia yang menyisir rambutmu.
Sumber :