Zaman sekarang banyak orang yang ingin mempunyai tanaman di halaman atau pekarang yang terbatas dalam waktu yang singkat. Dimana era sekarang banyak lahan yang dibangun untuk tempat tinggal, kantor, pusat perbelanjaan, dll. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan perekembangbiakan vegetatif pada tanaman.
Perkembangan vegetatif ini merupakan sebuah proses reproduksi pada tumbuhan tanpa proses penyerbukan. Perkembangbiakan vegetatif terbagi menjadi dua, yaitu secara alami (tanpa bantuan manusia) dan buatan (dengan bantuan manusia).
Dari kedua jenis perkembangbiakan vegetatif terdapat berbagai cara, yaitu vegetatif alami, seperti akar tinggal (Rhizoma), spora, umbi lapis, umbi akar, umbi batang, geragih (stolon), tunas, dan tunas adventif. Sedangkan pada vegetatif buatan, yaitu mencangkok, stek batang, stek akar, menempel (okulasi), dan mengenten.
Dengan berbagai teknik yang dapat dilakukan baik secara alami maupun secara buatan, yang banyak dipraktikan, yaitu teknik stek. Stek merupakan perkembangbiakan vegetatif dengan cara memotong bagian tubuh tanaman untuk ditanam sehingga menghasilkan tanaman baru. Perkembangbiakan dengan cara penyetekan juga dapat diartikan sebagai cara memperbanyak tanaman dengan memisahkan organ vegetatif atau modifikasinya dari pohon induk.
Stek terbagi menjadi dua jenis, yaitu stek daun, stek batang, dan stek akar dengan cara yang berbeda-beda. Cara stek daun bahan utamanya berasal dari potongan daun yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan ibu tulang daun. Stek batang adalah cara penyetekan tanaman yang bahannya berasal dari potongan batang atau jaringan batang yang telah mengalami modifikasi bentuk atau fungsi, potongan batang ini nantinya akan membentuk akar adventif di ujung potongan batang dan membentuk tunas dari mata tunas yang masih dorman.
Cara stek akar dilakukan dengan bahan utama berasal dari organ akar, potongan akar ini dipisahkan dari tanaman induk kemudian ditanam pada media tanam yang sesuai, stek akar kemudian akan membentuk perasakan adventif dan membentuk tunas. Metode stek banyak digunakan karena memiliki banyak keuntungan, yaitu seperti tanaman yang dihasilkan memiliki karakter yang sama dengan induknya, hasil penyetekan lebih cepat mencapai periode dewasa, lebih praktis dan ekonomis karena menggunakan lahan yang relatif kecil tetapi dapat memperoleh hasil yang banyak, hal ini sesuai dengan keinginan masyarakat di zaman sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H