Lihat ke Halaman Asli

Fanny Damayanti

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah dengan Menanam Belimbing Wuluh

Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Di daerah perkotan seperti Ibu Kota DKI Jakarta sudah minim diemukan lahan untuk bercocok tanam, karena lahan-lahan tersebut sudah banyak dialih fungsi dibangun rumah-rumah, gedung, dan mall, sehingga minninya lahan hijau yang dapat ditemui di daerah perkotan. Tapi tak jarang di beberapa daerah ditengah perkotaan Ibu Kota Jakarta masih terdapat lahan yang dimanfaatkan dengan baik untuk bercocok tanam sebagai suatu hobby atau bahkan memanfaatkan lahan tersebut utuk mengisi kekosongan waktu di rumah dalam hal yang positif.

Di daerah perkotan seperti Ibu Kota DKI Jakarta sudah minim diemukan lahan untuk bercocok tanam, karena lahan-lahan tersebut sudah banyak dialih fungsi dibangun rumah-rumah, gedung, dan mall, sehingga minninya lahan hijau yang dapat ditemui di daerah perkotan. Tapi tak jarang di beberapa daerah ditengah perkotaan Ibu Kota Jakarta masih terdapat lahan yang dimanfaatkan dengan baik untuk bercocok tanam sebagai suatu hobby atau bahkan memanfaatkan lahan tersebut utuk mengisi kekosongan waktu di rumah dalam hal yang positif.

Pohon belimbing wuuluh (Averrhoa blimbi) lebih dikenal dengan belimbing sayur atau belimbing asam karena rasanya yang asam dan sering digunakan sebagai bumbu masakan atau ramuan jamu. Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh di pekarangan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Buahnya mengandung banyak vitamin C alami yang berguna sebagai penambah daya tahan tubuh dan perlindungan terhadap sebagai penyakit.

dokpri

Belimbing wuluh di kalangan masyarakat sangat popular. Banyak dari hasil penelitian yang menyebutkan potensi suatu tanaman dalam mengobati penyakit tertentu ataupun sebagai antibakteri. Akan tetapi, penggunaan bahan antimikroba kimia, di lingkungan masyarakat dalam produk pangan lebih popular. 

Ada yang memanfaatkan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) untuk dibuat manisan dan sirup, sebagai obat untuk sariawan, sakit perut, gondongan, rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sakit gigi berlubang, memperbaiki fungsi pencernaan, dapat membersihkan noda pada kain, menghilangkan bau amis, sebagai bahan kosmetik serta mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan. 

Biasanya buah, batang, bunga maupun daunnya banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit seperti; pegal, gondongan, batuk pada anak, batuk biasa maupun batuk rejan, rematik, sariawan, jerawat dan panu. Belimbing Wuluh juga dapat menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, peluruh kencing, astringent.

Belimbing wuluh ditanam di pekarangan rumah karena mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus serta buahnya yang memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Upaya ini juga dilakukan untuk mamanfaatkan lahan kosong yang ada di pekarangan rumah sebagai suatu langkah penghijuan yang dilakukan dari lingkungan sekitar. Dengan kegiatan yang positif seperti ini dapat mengasilkan sesuatu yang bermanfaat seperti pekarangan rumah menjadi tidak gersang dan hasilnya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lahan yang tadinya kosong menjadi bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline