Salsa
Tarian salsa sebenarnya sudah ramai diketahui orang Indonesia, konon katanya Tari Salsa diciptakan oleh orang Spanyol yang berasal dari Karibia dan perkumpulan imigran Spanyol yang tinggal di Amerika Serikat. Akan tetapi, sejarah dari tari Salsa masih sering diperdebatkan.
Sebagian orang menganggap tari dan musik Salsa berasal dari Kuba. Sebagian lagi menganggap tari Salsa yang dikenal saat ini berasal dari perkembangan tari di Amerika Utara. Modernisasi dari tari Mambo pada tahun 50-an membawa pengaruh terhadap perkembangan tari Salsa. Tari Salsa juga dikembangkan oleh komunitas Latin di New York, Amerika Serikat. Sejak lama Tarian salsa sering terlihat di acara-acara tertentu hampir di berbagai kota besar di Indonesia.
Lalu mengapa komunitas salsa sepertinya kurang berkembang di Indonesia ?
Ada banyak faktor yang menyebabkan komunitas salsa kurang berkembang di Indonesia, pelaku dan penggiat tarian salsa biasanya tidak jauh dari "elu lagi...elu lagi.' Alias orangnya hanya itu-itu saja, diantaranya karena :
1. Stigma Buruk Tentang Menari Salsa.
Kebanyakan orang Indonesia, menilai tarian adalah kegiatan yang sexy, vulgar dan tidak sesuai dengan unggah-ungguh orang Indonesia pada umumnya. Apalagi jika tarian seperti salsa dan sejenisnya yang biasa dilakukan dengan cara berpasangan antara perempuan dan laki-laki. Tidak hanya tarian salsa, stigma buruk itu juga menimpa penari-penari tarian Indonesia asli, tarian Jaipongan, Ronggeng, Lengger atau tarian pesisir indonesia lainnya. Kerap kali gerakan tariannya dianggap mengundang nafsu birahi dan para penari terutama penari wanita dianggap "penggoda" dan " pelacur" saat menari.
2. Menari Salsa Dianggap Sebagai Kegiatan Bersenang-Senang Saja.
Menari Salsa sebagaimana cabang kesenian lain bertujuan mengekspresikan diri melalui gerakan tangan dan kaki, olah tubuh dan juga menari adalah salah satu bentuk meditasi gerak bagi para pelakunya.
Menari juga adalah salah satu bentuk olah tubuh yang terbukti menyehatkan jiwa dan raga, setiap menari Salsa terutama dengan irama yang cepat dan ketukan yang rapat otak kita akan menghasilkan hormon Endorfin yang seringkali disebut sebagai hormon kebahagiaan dan baik untuk otak Anda. Kemudian, menari juga dapat mengurangi hormon kortisol yang memicu stres dan adrenalin dalam tubuh. Menari Salsa sebagaimana juga olah raga terbukti sebagai obat untuk mengatasi depresi, rasa cemas dan juga membantu menguatkan daya ingat dan konsentrasi.
Jika kita bisa menjadi bahagia dan sehat jiwa raga dengan menari, kenapa tidak kita lakukan ? Dance healed.