Lihat ke Halaman Asli

Selamat Bersenang-senang Nak

Diperbarui: 14 Juli 2016   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebetulnya hari pertama anak bersekolah itu tidak saja mendebarkan bagi Sang anak, namun juga bagi para orang tua, mengantar anak kita bersekolah untuk pertama kalinya itu adalah salah satu tahap kehidupan yang dilalui yang tentu saja tak selalu mudah. Ada kegalauan disana, khawatir anak kita tak menikmati masa sekolahnya, khawatir anak kita malah mogok masuk kelas, tapi sebagai emak yang baik tentunya saya harus pura-pura tegar..ciyeeee... muka disetel santai padahal hati ga karuan rasanya.

Sejak malam saya rasanya sudah sibuk sendiri, bahasa kerennya sih sok riweuh..hahahaha.. nyiapin baju, bekal makanan, tas, sepatu.. ealaaaaah maaaakkk... jibran kan masih preschool, tapi ya itu tadi..sebagai emak yang baik ya paling tidak saya kan harus well prepared..yaaaah..daripada Jibran kelaparan di sekolah, atau terpaksa pulang ga pake celana karena ga bawa celana ganti untuk ganti celana yang kena pipis..

Di halaman sekolah Jibran mulai terlihat ga tenang, berkali-kali dia bertanya, “ Ibu masuk kan bu ? Ibu ikut Jibran kan bu ?” berkali-kali pula saya berusaha menenangkannya, dan berjanji akan mengantar Jibran sampai kelas. Begitu masuk kelas mata Jibran langsung menjelajah isi kelas, memandang mainan dan gambar-gambar di dinding, juga wajah kawan-kawan barunya, jelas terlihat Jibran merasa insecure dengan lingkungan barunya. Dan saya pun terpaksa ikut sekolah hari itu.

Memang lucu rasanya saya yang emak-emak harus ikut duduk manis di kelas preschool, tapi saya bersyukur sekali punya kesempatan ikut melihat proses, pola dan cara mendidik para Miss (es), jadi saya bisa menyesuaikan dengan cara didik saya di rumah. Saya memperhatikan cara pihak sekolah membantu anak-anak balita beradaptasi dengan lingkungan barunya, memperhatikan Jibran sedikit demi sedikit mulai bergaul dengan kawan-kawan barunya ( dan menyadari bahwa ternyata jibran sangat bossy ).

Hari itu juga saya berkesempatan ngobrol dengan pemilik sekolah dan para Miss (es) dan mengutarakan harapan saya akan cara sekolah membantu mendidik anak saya. Emang penting banget ya menyamakan visi, misi, dan metode didik ? menurut saya sih penting banget, saya kan ga mau Jibran kelak bingung atas perbedaan metode pengajaran, kembali komentar terdengar..”maaaak.. itu cuma preschool “. Eiitsss... jangan salaaaah.. justru masa-masa awal masuk ke institusi pendidikan formil itu penting loh..karena karakter dan pola kebiasaan kan terbentuk sejak dini.

Hari itu tidak sedikit anak-anak yang diantar oleh asisten rumah tangga atau baby sitter-nya, yang hanya bertugas mengglundungkan anak asuhannya, lalu sibuk ngerumpi di kantin. Maklum sih...karena banyak orangtua yang bukan pengangguran seperti saya, mereka bekerja dengan jam kerja yang bersamaan dengan jam anak sekolah, padahal nih yaaa...padahal menurut saya mengantar anak pada hari pertama sekolah itu sangat penting, karena mengantarkan anak melewati salah satu milestone berarti kita sebagai orangtua memberi jaminan kepada anak bahwa dia akan baik-baik saja di lingkungan barunya.

 Jadi akan menjadi hal yang sangat wajar dan semestinya dapat dimengerti jika pada hari pertama sekolah para orangtua yang bekerja bisa cuti paling tidak setengah hari saja, untuk mengantar anak melalui hari pertamanya di sekolah.

Jika masih merasa tidak sempat menunggui atau mengantar, paling tidak saat anak hendak berangkat ke sekolah untuk pertama kalinya sempatkanlah memeluknya dan berucap “ Selamat bersenang-senang di sekolah ya Nak “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline