Nama : Fanni Nur Erika, Indraswarni Sekar Arum, Paramitha Indra Prasetya
Dosen Pembimbing : Naufal Abdillah,S.Kom,M.M
NIDN. 0710047901
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mendapatkan pengalaman pengabdian masyarakat melalui kegiatan KKN pada Kabupaten Mojokerto, Kecamatan Gondang, Desa Pohjejer, Jawa Timur. Program KKN ini selama 12 Hari yaitu dari tanggal 10 julli sampai 21 juli 2024. Sub kelompok ini beranggotakan 3 orang yaitu Arum Indraswarni Sekar Arum, Fanni Nur Erika, Paramitha Indra Prasetya.
Pupuk Organik Cair (POC) merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang diolah melalui proses fermentasi. Bahan-bahan organik tersebut bisa berupa sisa tanaman, kotoran hewan, atau limbah organik lainnya. POC mengandung berbagai macam unsur hara makro dan mikro yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair bisa berfungsi sama seperti pupuk yang lain yaitu sebagai penyubur daun dan perangsang bunga dan buah sebagai perangsang. Pupuk cair organik juga dapat menumbuhkan tunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya. Pupuk organik cair mampu mengatasi defensiasi hara, sekaligus menambah beberapa jenis hara pada tanaman yang diberi pupuk ini. Untuk itu penting sekali untuk mengembangkan pupuk cair organic (POC) di sesuai dengan apa. Penelitian menunjukkan bahwa air cucian beras dapat bermanfaat sebagai Pupuk Organik Cair (POC) yang dapat berguna sebagai pupuk tanaman dan bahan penyubur tanah. Penggunaan jangka panjang pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas lahan dan mencegah degradasi lahan. Limbah air cucian beras memberikan manfaat nyata pada pertumbuhan tanaman, meningkatkan berat buah dan jumlah daun. Selain bagi tanaman, POC dari limbah air cucian beras juga baik dalam memperbaiki sifat kimia tanah dengan meningkatkan pH tanah, C organik dan N total. Dosis yang dianjurkan dalam pemberian POC adalah 7 hingga 10 hari sekali.
Oleh karena itu, kami mahasiswa mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya kelompok KKN R10 sub kelompok 9 yang ditempatkan di Desa Pohjejer merencanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan melaksanakan pemanfaatan pengolahan limbah air bekas cucian beras menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan menghasilkan produk yang bernilai jual. Sasaran kegitan tersebut, kepada kelompok petani desa Pohjejer agar bisa mengelola limbah air cucian beras menjadi Pupuk Organik Cair (POC) yang bernilai jual. Sehingga, limbah air cucian beras tidak dibuang begitu saja. Melainkan, bisa digunakan dan dapat bermanfaat bagi penyuburan tanaman. Sebab itu, sangat penting edukasi kepada masyarakat tentang manfaat limbah air cucian beras menjadi POC bagi kesuburan tanaman.
Sosialisasi pemaparan materi seputar POC dari limbah air cucian beras dilaksanakan pada hari ke-2 KKN pada tanggal 11 juli 2024 yang berlokasi di Sentra Kuliner Pohjejer. Disana kami melaksanakan sosialisasi pemaparan teori seputar POC dari limbah Air cucian beras dan mendemonstrasikan pembuatan POC dari limbah air cucian beras kepada kelompok petani. Tujuannya untuk memanfaatkan limbah terbuang menjadi barang/produk yang bermanfaat dan dapat bernilai jual, mengurangi limbah air cucian beras yang dapat mencemari sungai dan meningkatkan kreativitas kelompok Petani.
Cara pembuatan POC dari limbah air cucian beras adalah : Masukkan 3 sendok makan EM4 ke dalam gelas takar, tambahkan 1 sendok makan molase tebu/tetes tebu ke dalam gelas takar, aduk kedua bahan hingga tercampur rata dengan menggunakan sendok, lalu tambahkan air cucian beras 1 liter, aduk kembali hingga bahan tercampur rata, jika sudah tercampur rata diamkan Pupuk Organik Cair (POC) selama 2 hari untuk memfermentasi pupuk.
Program KKN pemanfaatan limbah air cucian beras sebagai pupuk organik cair (POC) telah membuktikan bahwa POC yang dilaksanakan pada desa Pohjejer, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto merupakan alternatif pupuk yang efektif dan berkelanjutan. Hal ini mengindikasikan bahwa POC kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan mampu memperbaiki struktur tanah. Potensi POC sebagai pupuk organik yang murah dan mudah dibuat menjadikannya solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Meskipun program ini telah mencapai keberhasilan, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembuatan dan penggunaan POC yang tepat serta keterbatasan sumber daya menjadi kendala utama. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya lebih lanjut dalam sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan formulasi POC dan mengevaluasi efektivitasnya pada berbagai jenis tanaman dan kondisi tanah. Dengan demikian, potensi POC dapat dikembangkan secara maksimal untuk mendukung pertanian berkelanjutan.