Lihat ke Halaman Asli

Fani Velenia

| Content Writer | Bachelor of German Language Education

Gimana Sih Biar Komunikasi Anak dan Orang Tua Bisa Nyambung?

Diperbarui: 25 September 2024   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/Dima Berlin)

Komunikasi antara anak dan orang tua sering kali menjadi tantangan tersendiri. Perbedaan cara pandang, pengalaman, dan bahkan cara berbicara bisa menciptakan kesenjangan yang sulit dijembatani. Anak muda saat ini tumbuh di era digital yang serba cepat, sementara orang tua mungkin masih terjebak dalam cara berpikir dan berkomunikasi yang lebih tradisional. Lantas, bagaimana cara agar komunikasi ini bisa "nyambung"?

Dulu, saat masih kecil, banyak dari kita mungkin merasa kesulitan untuk berbicara dengan orang tua. Pertanyaan sederhana bisa berujung pada ketegangan. Sekarang, saatnya untuk merubah pola komunikasi tersebut. Dengan pendekatan yang tepat, hubungan ini bisa menjadi lebih hangat dan saling pengertian. Nah, di artikel ini, kita akan bahas beberapa cara asyik agar komunikasi antara anak dan orang tua jadi lebih efektif.

Yuk, simak tips-tipsnya!

Memahami Perbedaan Generasi

Perbedaan generasi adalah salah satu penyebab utama komunikasi yang kurang nyambung. Anak-anak sekarang tumbuh dalam lingkungan yang berbeda dari orang tua mereka. Teknologi dan informasi yang cepat berubah membuat cara pandang dan cara berkomunikasi anak dan orang tua sering kali berbeda. Memahami bahwa perbedaan ini adalah hal yang wajar sangat penting untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik.

Misalnya, anak-anak saat ini lebih terbuka terhadap perubahan dan lebih berani mengekspresikan diri. Di sisi lain, orang tua mungkin memiliki cara pandang yang lebih konservatif dan cenderung lebih berhati-hati dalam berbicara. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berusaha memahami dunia yang dikuasai anak-anak mereka. Jika orang tua menunjukkan rasa ingin tahu tentang apa yang anak-anak lakukan, hal ini dapat membuat anak merasa dihargai dan lebih terbuka untuk berkomunikasi.

Selain itu, ada baiknya anak juga memahami bahwa orang tua memiliki pengalaman dan nilai-nilai yang berharga. Meskipun mungkin terasa kuno, banyak pelajaran hidup yang bisa didapat dari mereka. Dengan saling memahami perbedaan ini, komunikasi bisa menjadi lebih lancar dan tidak ada lagi jarak antara anak dan orang tua.

Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/Melitas)

Menciptakan Ruang untuk Berbicara

Komunikasi yang baik membutuhkan ruang untuk berbicara. Kadang-kadang, anak dan orang tua terlalu sibuk dengan aktivitas masing-masing, sehingga waktu untuk berbicara menjadi terbatas. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan waktu khusus untuk berkomunikasi. Misalnya, bisa dilakukan saat makan malam atau saat santai di sore hari. Dalam suasana yang santai, komunikasi bisa mengalir lebih alami.

Tidak hanya itu, menciptakan suasana yang nyaman juga sangat berpengaruh. Misalnya, menjauhkan perangkat elektronik saat berbicara bisa membantu fokus pada percakapan. Jangan ragu untuk membahas topik yang ringan dan menyenangkan terlebih dahulu. Ini dapat membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan suasana yang lebih akrab. Saat suasana hati sudah baik, barulah bisa membahas topik yang lebih serius.

Selalu ingat bahwa komunikasi bukan hanya soal berbicara, tetapi juga mendengarkan. Anak perlu merasa didengar dan orang tua perlu memahami apa yang dirasakan anak. Dengan memberikan perhatian penuh dan menempatkan diri dalam posisi anak, komunikasi akan terasa lebih nyambung dan bermakna.

Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline