Penulis : Fani Fatmawati Parma dan Mildawati
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dan tumbuhan berkormus. Secara ekologis keberadaan tumbuhan paku berperan sebagai bagian dari siklus nitrogen dan pemeliharaan ekosistem hutan, termasuk pembentukan tanah dan proses pelapukan sarasah hutan. Tumbuhan paku dapat ditemukan di berbagai wilayah, mulai dari daerah tropis di dataran rendah, dataran tinggi, hingga hutan primer dan hutan sekunder. Tumbuhan paku dapat hidup dalam kondisi lingkungan lembab (higrofit), basah (hidrofit), kering, rindang, bahkan menempel pasa substrat batang pohon (epifit), menempel pada batu (rupestral), atau tumbuh diatas tanah (terestrial).
Salah satu faktor yang membantu dalam mengidentifikasi paku (Pteridophyta) adalah dengan mengamati morfologi serta habitat dan lingkungannya karena keberadaan tumbuhan paku pada suatu habitat tidak terlepas dari faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Secara umum tumbuhan paku tidak dapat tumbuh pada habitat yang kering, kebanyakan dari tumbuhan paku biasanya hidup di tempat yang kelembabannya tinggi dan teduh.
Temperatur merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi distribusi paku. Pada umumnya tumbuhan paku tidak dapat tumbuh pada habitat yang terlalu kering. Tumbuhan paku banyak dijumpai dibawah penutupan tajuk pohon yang dapat karena tumbuhan paku menyukai temperatur yang sejuk dan kelembaban yang (60-80%) untuk pertumbuhannya. Dengan keadaan temperatur yang sesuai menyebabkan banyak jenis tumbuhan paku terdistribusi di kawasan hutan tropis dengan relatif kelembaban yang baik untuk pertumbuhannya.
Tumbuhan paku dewasa membutuhkan cahaya yang lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan paku yang lebih muda. Intensitas cahaya yang baik bagi pertumbuhan paku berkisar antara 200-600 Cd (Candles). Paku yang berada pada lingkungan dengan intensitas cahaya tinggi biasanya menjadi lebih keras, lebih tebal, lebih banyak memproduksi sori, serta menjadi lebih toleran terhadap lingkungan.
Sedangkan tumbuhan paku yang kelebihan cahaya biasanya berukuran lebih kecil, kurang subur, daunnya hijau menguning dan pada bagian tepi daunnya berwarna coklat. Karakteristik spesifik dari sorus dari segi bentuk, letak, warna akan mempengaruhi proses penyebaran tumbuhan paku yang dilakukan oleh spora. Dengan bantuan angin serta diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pola penyebaran tumbuhan paku tergantung sifat fisik kimia lingkungan maupun keistimewaan biologis masing masing individu.
Tumbuhnya paku pada suatu habitat sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Tumbuhan paku akan tumbuh dan terdistribusi sesuai dengan kondisi lingkungan yang tepat untuk pertumbuhannya. Proses identifikasi juga akan dipermudah dengan mengamati habitat spesifik tempat terdistribusinya tumbuhan paku tersebut. Dengan adanya penyajian data ekologi (habitat) akan sangat membantu dalam mengetahui penyebaran serta membantu dalam mengidentifikasi tumbuhan paku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H