Lihat ke Halaman Asli

Resensi Cerpen "Suap"

Diperbarui: 13 April 2021   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

RESENSI

SUAP

  • Identitas

Judul    : Suap

Penulis : Putu Wijaya

Penerbit : Jawa Pos dan Gramedia

  • Sinopsis

Cerpen Suap ini menceritakan tentang tokoh "saya" yang bekerja sebagai seniman dengan kehidupan sederhananya dibuat tidak berdaya ketika salah seorang peserta menawarkan uang suap. Tokoh "saya" ingin menerima uang suap tersebut untuk membahagiakan keluarganya serta memenuhi segala kebutuhan hidupnya namun di sisi lain, tokoh "saya" sadar jika suap bukan hal yang baik dan pasti akan dikenakan hukuman dan mendapat dosa.

  • Biografi

I Gusti Ngurah Putu Wijaya. Lahir di Puri Anom Tabanan, Tabanan, Bali, 11 April 1944. Berumur 76 tahun. Beliau adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Beliau adalah seorang pelukis, penulis drama, cerpen, esai, novel, skenario film, dan sinetron.

  • Kelebihan

Cerpen ini memiliki alur cerita yang menarik, cerita yang diangkat sesuai dengan realita dan dapat dijadikan pelajaran. Selain itu, bahasa yang digunakan Putu Wijaya dalam cerpen ini juga sangat mudah dipahami, tidak banyak bahasa asing atau bahasa yang sulit dimengerti.

  • Kekurangan

Pada akhir cerita terdapat kalimat "bangsat, aku yang di suap, aku juga yang dijebloskan dalam bui dan neraka, kamu yang enak-enak menikmati bajingan!" kalimat tersebut mengandung kata-kata kasar yang menurut saya kurang tepat.

  • Kesimpulan

Kesimpulannya cerpen "Suap" sangat layak dibaca, banyak sekali pesan yang terkandung dalam cerita ini, kita dapat memetik pesan tersebut supaya lebih berhati-hati dan tidak menerima suap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline