Puisi | Wiji: Yang Lantang dan Yang Hilang
Diperbarui: 25 September 2019 20:03
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Google dan Dokpri.
Oleh: Fandy Ahmad Salim
Teruntuk Wiji Thukul,
di manapun, bagaimanapun
I
Di sela-sela gang gelita
dan dinding beku kota Solo,
Saya bertemu Wiji saat ia
nyeruput kopi sambil ngobarkan rokok
Isapannya dalam, nir-resah.
Mumpung tidak ada tentara ngejar
Halaman Selanjutnya