Lihat ke Halaman Asli

Dila Rahma

Psikologi

Seberapa Penting Proses Dating?

Diperbarui: 4 Januari 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Proses komunikasi dalam sebuah hubungan yang dilakukan oleh sepasang kekasih sangat bagus untuk membangun intimacy (kedekatan) dan kepercayaan satu sama lain. Proses tersebut disebut dengan rapport. Rapport yang baik merujuk pada self-revelation yaitu saling keterbukaan terhadap segala informasi yang umum hingga rahasia pribadi.

Mutual dependency dalam sebuah hubungan yaitu dimana keinginan dan kebutuhan lebih tinggi terhadap pasangannya. Sedangkan intimacy need fulfillment yaitu kepuasan akan terpenuhinya kebutuhan untuk selalu dekat dengan pasangan. Ya jadi wajar saja ya namanya juga kekasih pengennya ya nempel terus.

Umumnya individu melewati beberapa cara untuk mendapatkan pasangan kekasih, diantaranya ialah dating. Dating atau kencan ini banyak dilakukan oleh individu untuk melakukan pendekatan satu samalain dan membangun intimacy

Menurut Erikson, pencapaian bagi individu yang memasuki usia dewasa muda ialah dengan membangun intimacy. Individu yang tidak bisa membangun kedekatan dengan orang lain maka akan mengalami krisis yang kemudian timbul resiko isolasi atau menyendiri dari lingkungan sekitarnya.

Proses dating ini penting untuk menilai calon pasanganmu dengan melihat dan menilai apakah setelah beberapa proses pendekatan  bisa dilanjut atau harus segera diakhiri.

Namun dalam sebuah hubungan tidak selalu mulus, bahagia, dan aman. Ada kalanya terjadi konflik dan kekerasan bahkan ketika masih dalam proses dating. Akibat dari konflik yang berkepanjangan pada pasangan ialah sering terjadi kekerasan yang dilakukan oleh satu pihak pada pihak lainnya. Kekerasan ini mulai dari kekerasan secara verbal hingga fisik.

Kekerasan pada pasangan sebagian telah terjadi sebelum adanya keputusan menginjak kejenjang yang lebih serius (pernikahan) yaitu ketika pasangan baru mulai saling mengenal dan menjalin intimacy, sementara sebagian yang lain benar-benar mengalami kekerasan setelah perkawinan, sehingga para korban yang pada umumnya adalah perempuan atau istri sama sekali belum mengetahui bahwa suami mereka sebenarnya memiliki sifat yang keras kepala, suka main tangan, temperamental, emosi meledak-ledak, komunikasi negatif, berkata kasar dan lain sebagainya.

Pesan saya jangan pernah ragu untuk memutuskan pasangan yang toxic apalagi ketika masih proses pacaran, karena ketika sudah terikat pernikahan akan lebih sulit terlepas dari jeratan orang toxic.

Dan jangan pernah takut untuk membangun hubungan asmara karena trust issue akan berbagai konflik pada pasangan lain yang belum tentu terjadi pada hubungan kamu. Tunjukkan kepada khalayak bahwa kamu dan pasanganmu mampu membangun hubungan yang sehat.

Thank you and see you

CP: fandilatulrahmawati@gmail.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline