Setiap orang boleh beropini dan berprediksi, tapi kita juga harus hati-hati dalam menyampaikan opini dan prediksi kita ke publik, apalagi menyampaikan lewat media internet seperti social media, blog ataupun situs berbagi artikel seperti Kompasiana ini. Masalahnya masyarakat Indonesia meskipun secara mayoritas sudah tersentuh teknologi Internet, namun masih banyak yang belum mampu menyaring dengan benar informasi-informasi yang mereka terima.
Seperti kasus Joy Flight pesawat Sukhoi SuperJet 100 yang naas kemarin ini. Hanya karena detikNews melansir berita kalau ada 2 handphone Wartawan yang aktif (karena bisa dihubungi tapi tak diangkat) sekitar pukul 17.00 WIB, sementara Pesawat diperkirakan hilang sekitar pukul 15.00-16.00 WIB, seorang Kompasianer membuat tulisan yang menyimpulkan bahwa Para Penumpang Pesawat Sukhoi mengaktifkan HP mereka ketika penerbangan Joy Flight kemarin, meskipun isi tulisannya tidak menyimpulkan penyebab kecelakaan, namun judul tulisan dan kutipan-kutipan artikel mengenai pengaruh sinyal handphone dalam beberapa kejadian penerbangan telah menjadi alat bagi banyak pembaca untuk menyimpulkan bahwa kecelakaan pesawat Sukhoi SuperJet 100 disebabkan oleh sinyal HP penumpangnya. Dan apalagi kemudian link tulisan tersebut beredar di sosial media hingga Broadcast Message Smartphone. Tipikal masyarakat kita begitu mudah mengambil kesimpulan hanya dari judul artikel tanpa mau repot-repot membaca isi artikel sebenarnya. Dan akhirnya berita dan kesimpulan yang menyesatkan inipun terus menyebar.
Seandainya masyarakat kita sudah lebih pintar menyaring informasi yang mereka terima dari media digital, harusnya mengerti kalau menyimpulkan bahwa sinyal HP penumpang telah menjadi penyebab kecelakaan Sukhoi SuperJet 100 di Gunung Salak itu adalah kesimpulan prematur dengan berbagai alasan kurang lebihnya sebagai berikut :
- Sehari-hari kita sering mengalami ketika menghubungi sebuah nomor GSM yang tidak aktif namun terdengar nada panggil seperti nada masuk, dan sebaliknya ada nomor yang jelas-jelas aktif dihubungi berkali-kali namun terdengar nada tidak aktif atau pemberitahuan bahwa nomor yang dihubungi sedang tidak aktif. Jadi belum tentu nomor HP kedua wartawan penumpang pesawat Sukhoi itu benar-benar dalam keadaan aktif.
- Gangguan sinyal HP terhadap peralatan navigasi penerbangan hingga saat ini masih berupa teori dan kalau kita baca dari berbagai sumber, frekuensi radio yang dipancarkan oleh HP dan beberapa alat elektonik lain hanya berpengaruh pada perlatan komunikasi dan kemungkinan bisa berbahaya ketika pesawat sedang dalam proses take-off atau landing dimana kondisi pesawat cukup rapuh dan dibutuhkan saluran komunikasi yang bersih bagi pilot dan Air Traffic Controller. Belum ada bukti nyata bahwa sinya HP dapat mengganggu proses penerbangan sebuah pesawat dan apalagi menyebabkan kecelakaan. Kalau perkiraan banyak.
- Menyimpulkan penyebab kecelakaan sebuah pesawat tidak mudah dan itu merupakan tugas para ahli yang mempunya kapabilitas untuk itu.
Pada dasarnya yang ingin saya sampaikan adalah, untuk menyikapi keterbatasan kemampuan sebagian masyarakat kita dalam menyaring berita dan informasi yang mereka terima lewat media digital, sebaiknya bagi yang gemar berbagi informasi dan tulisan lewat media ini juga harus lebih bijak dan berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang berupa opini pribadi. IMHO.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H