Lihat ke Halaman Asli

Brexit, Mengapa Eropa Sulit Bersatu?

Diperbarui: 14 Desember 2019   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.madeinmechelen.be

Cukup menarik melihat perkembangan di Eropa terkini. Inggris, melalui referendum, menyatakan keluar dari keanggotaan Uni Eropa, atau yang populer disebut sebagai Brexit. Keputusan Inggris ini megejutkan banyak pihak, terlihat dari jatuhnya beberapa saham di dunia, termasuk melemahnya mata uang Poundsterling yang mencapai titik terburuk dalam beberapa dekade. 

Kepergian Inggris ini juga menimbulkan ketidakpastian, seperti dalam masalah pengungsi Eropa dan juga terutama kerjasama perekonomian. Beberapa analis pun mengkhawatirkan, keluarnya Inggris dari Uni Eropa dapat memberi efek domino berupa upaya referendum lain di negara-negara anggota.

Hal ini pun menimbulkan sebuah pertanyaan besar, mengapa Eropa sulit bersatu?

Bagaimana Uni Eropa terbentuk?

Melihat sejarah, persatuan Eropa di bawah UE seperti saat ini merupakan salah satu kesuksesan besar dalam upaya menyatukan Eropa. Pada abad-abad silam, Eropa dikenal sebagai benua yang sulit untuk bisa damai, dan sering terjadi perang antar bangsa.

Setelah keruntuhan Imperium Roma, belum ada satupun kerajaan yang benar-benar mampu mendominasi Eropa. 

Kondisi ini pun berlanjut ketika dimulainya era penjelajahan, yang eksplorasi ini harus dipisahkan oleh Paus, agar tidak ada yang bersinggungan. Meski kemudian pada abad ke-19 Eropa cukup mengalami kondisi yang damai sebagai dampak dari kemajuan industrialisasi dan kemakmuran atas kolonialisasi, di awal abad ke-20 guncangan pun kembali datang. 

Perang dunia pertama meluluhlantakkan peradaban Eropa, banyak wilayah kedaulatan negara pun kemudian berubah sebagai konsekuensi atas perang. Kondisi ini juga berlanjut saat perang dunia kedua, yang kembali menghancurkan benua biru ini. Setelah perang ini berakhir, barulah dimulai upaya penyatuan Eropa.

Upaya menyatukan negara-negara Eropa dimulai paska PD II berakhir. Pertama, untuk memulihkan perekonomian Eropa, Amerika pun mengulurkan bantuan yang dikenal dengan Marshall Plan.

Pada tahun 1950, dibentuklah sebuah badan yang disebut sebagai European Coal and Steel Community, yang merupakan perkumpulan negara-negara industri di Eropa yang di prakarsai oleh Prancis. Inggris pada saat itu tidak mengikutinya. 

Perlahan, kerjasama yang ingin dilaksanakan pun menjadi meluas dan tidak terbatas pada industri saja, melainkan ke dalam perekonomian yang lebih luas, bahkan ke bidang lainnya seperti politik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline