Lihat ke Halaman Asli

Tio Falwaguna

Pustakawan

Lembah Afeksi

Diperbarui: 18 Maret 2021   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Afeksi itu laksana bara api.
Kau Jangan terlalu dekat, dia panas.
Jangan juga kau tinggal pergi, nanti dia padam.
Agar tetap membara, kau harus menjaganya.
Dengan perasaan tenang, kau akan terhangatkan.
Kau memerlukan energi.
Untuk tetap konsisten menerka kobarannya.
Salah-salah sedikit dia akan melukaimu.
Jika kau tenang, dia mudah terkendalikan.

Jika sudah terkendalikan, dia akan selalu melayurkan jiwamu.
Dengan senyumnya.
Dan dengan tawanya.
Sesekali dia memerlukan lapik bahumu.
Untuk sekedar merasakan nestapa.
Terimalah, walau dia bercerita luka masa lalu.
Kisah itu akan mengujimu.

Kau harus tetap menjaga kobarannya.
Afeksi itu liar, sukar kau menerkanya.
Dia sama seperti kabut pagi di lembah itu.
Suka menghilang tak tentu waktu.
Kau harus lebih paham tentang rasanya.
Jika kau menaruh hati pada kabut pagi, pelajarilah saat waktu kedatangannya.
Temui dia.
Ajak dia berdiskusi tentang cakrawala dan langit biru.

Tidak terasa jingga akan berganti senja.
Kau masih duduk tenang dan memegang buku seratus soneta cinta.
Afeksi itu tetap menyala di perapianmu.
Apakah kau mulai terhangatkan olehnya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline