Mereka tidak benar-benar "sama," tetapi dapat saling melengkapi dalam membangun pendidikan yang lebih baik di Indonesia.
Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia, memperkenalkan konsep "deep learning" sebagai pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, bukan sekadar penguasaan materi secara dangkal.
Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam memahami makna dari informasi yang dipelajari, sehingga mereka tidak hanya mengetahui fakta, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam berbagai konteks.
Tiga pilar utama Deep Learning
Mu'ti menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum baru, melainkan metode yang dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran untuk mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif.
Pendekatan ini terdiri dari tiga pilar utama:
1. Mindful (Pembelajaran yang sadar dan reflektif)
Adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kesadaran penuh siswa dalam proses belajar, sehingga mereka benar-benar memahami apa yang sedang mereka pelajari dan bagaimana hal tersebut relevan dengan diri mereka. Pendekatan ini mengajarkan siswa untuk lebih fokus, hadir sepenuhnya dalam kegiatan belajar, dan melibatkan refleksi mendalam terhadap materi yang dipelajari.
Ciri-Ciri:
- Fokus dan Kesadaran Penuh: Siswa memberikan perhatian sepenuhnya pada proses belajar, bukan hanya sekadar menghafal.
- Refleksi: Setelah belajar, siswa diajak untuk merenungkan apa yang sudah dipahami, apa yang belum, dan bagaimana materi tersebut relevan dalam kehidupan nyata.