Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

7 Cara Bijak dan Efektif Mengatasi Anak Pelaku Kekerasan

Diperbarui: 27 November 2023   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kekerasan anak (pic: healthtoday.com)

Bingung dan merasa pikiran buntu saat mengatasi perilaku anak yang melakukan kekerasan? Berikut solusi bijak dan efektif mengatasinya!

Terkadang para guru atau pun orangtua sering menjumpai anak-anak dengan perilaku menjengkelkan. Sedemikian menjengkelkannya hingga mengarah pada kekerasan, akibatnya guru dan ortu hanya bisa mengelus dada menggeleng-gelengkan kepala.

Sebelum Anda kian tenggelam dalam tulisan ini, maka alangkah baiknya bila membaca terlebih dahulu tulisan saya tentang penyebab anak-anak melakukan kekerasan di tulisan sebelumnya.

Tanpa mengetahui penyebab pemula anak-anak melakukan kekerasan, maka tidak akan mudah dalam memahami dan mengatasinya. Tak beda jauh seperti dokter, yang terlebih dahulu mendiagnosa penyebabnya, barulah bisa menentukan obat dan cara mengobatinya.

Setelah mengetahui penyebabnya, maka kita akan dapat dengan mudah mencari cara terbaik dalam mengatasinya. Sebab anak-anak bermasalah bukan tanpa sebab, apalagi bila masalah mereka dibumbui kekerasan, pasti terdapat penyebab dari semua itu.

Mengatasi anak-anak yang melakukan kekerasan memang bisa memakai beragam cara. Namun dalam tulisan kali ini kita akan memilih cara-cara paling bijak dan efektif, yang dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan permasalahan baru lagi.

Cara-cara tersebut diantaranya adalah:

  1. Kalem dan rileks

Mengatasi anak pelaku kekerasan tidak bisa ditempuh dengan cara kekerasan juga, sebab akan menimbulkan dampak yang serius. Seperti yang sering kita dengar dan saksikan di banyak pemberitaan, anak-anak pelaku kekerasan mendapat balasan perlauan kekerasan serupa dari guru atau orangtuanya. 

Sebuah contoh kasus, seorang siswa yang membuli temannya untuk merokok. Karena ketakutan akhirnya merokoklah anak yang dipaksa tersebut. 

Guru yang mengetahui kejadian segera membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Sang kepsek dengan kemarahan yang membumbung tinggi, memaksa si anak pembulli unuk menghabiskan sisa rokok sebanyak satu pak dalam waktu satu jam.

Di satu sisi kita memahami hasil instant yang diinginkan guru dan kepsek, yakni akan timbul efek jera sehingga tidak memaksa temannya merokok lagi. Namun di sisi lain cara ini belum tentu efektif. Sebab justru dapat mengakibatkan hal-hal negatif, seperti bahayanya kesehatan siswa karena dipaksa merokok sedemikian banyak. Bukannya jera, malah justru akan ketagihan akibat zat nikotin dalam rokok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline