Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Ratusan Bayi Terancam Sekarat di Inkubator, Israel Paranoid?

Diperbarui: 12 November 2023   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayi-bayi Palestina lahir prematur (pic: aljazeera.com)

Setelah lebih dari 18 rumah sakit dibombardir Israel di Jalur Gaza, Palestina. Kini giliran rumah sakit Al-Shifa milik Indonesia pun tak luput dari sasaran kecurigaan negara Zionis, akibatnya ratusan bayi terancam kehilangan nyawa

Kecurigaan yang terus menerus telah menghilangkan akal sehat, seakan mengindikasikan gejala paranoid yang kian parah. Sehingga panjangnya terowongan Hamas yang diklaim lebih dari 200 kilometer, dindikasikan berlokasi pada ruang bawah tanah rumah sakit.

Tetapi dugaan yang selalu meleset menjadi pemicu terjadinya bencana besar. Dengan memborbardir rumah sakit tentunya meninggalkan beragam permasalahan, seperti terhentinya pengobatan medis terhadap pasien. 

Bukan hanya mereka yang terluka parah akibat gempuran pesawat tempur, Bahkan mengorbankan mereka yang harus selalu terhubung dengan peralatan medis, seperti cuci darah dan jantung. Israel seakan malaikat pencabut nyawa yang memutuskan pasokan listrik dan membabi buta menyerang dengan pesawat tempurnya. 

Ratusan bayi terancam mati perlahan dalam inkubator

Diantara ribuan korban yang tewas atau pun terluka di seluruh rumah sakit, terdapat ratusan bayi prematur karena ibu mereka melahirkan dalam kondisi psikologis terguncang akibat gempuran pesawat Israel. Bayi-bayi tersebut sudah pasti membutuhkan pasokan tenaga listrik untuk inkubator mereka. Namun alat penolong ini tak dapat dijalankan karena pasokan listrik telah diputus oleh zionis, sementara bahan bakar pun diblokade.

Bahkan yang lebih mengenaskan, generator penggerak cadangan pun akan padam dalam hitungan beberapa jam saja. Yang sudah dapat dipastikan, akan berimbas pada sekaratnya bayi-bayi dalam inkubator secara perlahan.

Namun hal tersebut tak menyentuh nurani Israel. Mereja tetap memborbardir banyak rumah sakit, bahkan yang terbaru adalah rumah sakit Al Shifa milik Indonesia.

Klaim IDF bahwa ruang  bawah tanah rumah sakit dipergunakan sebagai markas Hamas, seakan menjafi kata pembenaran perilaku keji tersebut.

Banding terbalik dengan media-media barat yang lebih menunjukkan empati besar terhadap penderitaan warga Israel. Seperti trendingnya pemberitaan, bahwa banyak warga Israel yang terpaksa harus mengungsi ke hotel karena serangan roket Hamas. Tinggal berdesakan bersama sepuluh anggota keluarga lain dlaam kamar hotel yang sempit. 

Penderitaan di hotel terus digaung-gaungkan bagi warga zionis yang terbiasa hidup nyaman tanpa agresi. Lalu bagaimana dengan para pengungsi Palestina, apakah mereka juga tinggal di dalam hotel? Mereka telah terbiasa tidur beratapkan langit, beralas tanah, mandi dan mencuci dengan air laut. Bahkan banyak anak yang kehilangan orangtua karena tewas dibombardir, berkeliaran tanpa makan di jalan-jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline