Kekerasan, mengapa bisa terjadi? Bukan hanya dilakukan oleh siswa, kekerasan bisa dilakukan oleh siapa pun. Kekerasan atau apa pun istilahnya, tidak akan terjadi bila tidak ada contoh di sekitarnya. Apalagi pada usia anak-anak, pastilah ada hal-hal yang menjadi penyebabnya
Kekerasan yang jamaknya hanya dilakukan oleh hewan, dengan sifat agresif dan ingin menguasai. Sebab hewan berusaha menundukkan hewan-hewan lainnya, demi kelanggengan daerah kekuasaannya.
Perilaku tersebut yang rupanya ditiru oleh manusia, sebagai bukti perwujudan daerah kekuasaan, yang tentu saja tak lebih dari plagiat perilaku binatang.
Perilaku kekerasan tidak akan terjadi ketika kehidupan telah aman dan nyaman. Seperti saat Adam dan Hawa masih tinggal di dalam sorga. Namun kemudian, kekerasan dilakukan oleh sang iblis penguasa hawa nafsu, demi dendam karena kekuasaannya di surga dicabut Tuhan, sebab berani melawan perintah-Nya.
Rasa iri dengki dari iblis, yang memang seratus persen terdiri dan dikuasai hawa nafu membuatnya melakukan kekerasan dengan cara penipuan kepada Adam
Setelah Adam diusir Tuhan ke bumi, mulailah ia merasakan kesulitan demi kesulitan hidup. Termasuk ketika anak-anaknya beranjak dewasa. Seperti saat terjadinya pertengkaran antara anak Adam, yaitu Qabil dan Habil.
Qabil yang telah dikuasai hawa nafsu dari iblis, mempengaruhi pikiran dan aliran saraf. Hingga akhirnya menumpahkan darah saudaranya sendiri, demi kekuasaan yang ingin diraihnya, yakni pilihan pasangan yang diinginkannya.
Dari sudut pandang metafisika, jumlah manusia berkurang karena meninggal, namun iblis tetap hidup dan terus bertambah hingga hari kiamat kelak. Tentu saja iblis yang kian banyak beranak pinak makin kuat dan memiliki kelicikan kian dahsyat dalam menipu umat manusia.
Beberapa hal yang menjadi kelemahan manusia, menjadi daya tarik iblis untuk menipu dan menguasai. Apakah itu? Yakni hawa nafsu terhadap kekuasaan, kekayaan, dan syahwat.
Sehingga bukan hal yang aneh lagi bila kita tonton di media massa, banyaknya orang yang membunuh antar sesama, menipu, memperdaya. Semua itu akibat dahsyatnya tipuan iblis terhadap tiga titik kelemahan manusia.
Kekerasan ditinjau dari sisi pelaku dan korban