Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Pengeroyokan Ade Armando, Siapa Korban Sesungguhnya?

Diperbarui: 19 April 2022   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ade Armando (pic: populis.id)

Sudah saatnya Indonesia menegakkan hukum dengan seadil-adilnya bukan hanya tegas terhadap pelanggar hukum namun juga menyelidiki penyebab terjadinya peristiwa pelanggaran hukum agar tidak ada pihak-pihak yang menjadi korban ataupun dikorbankan

Saat Ade Armando dikeroyok habis-habisan, semua orang beramai-ramai membelanya. Atas nama empati, atas nama kemanusiaan, atas nama keadilan, bahkan ada yang tanpa disadari, atas nama numpang terkenal.

Bukan hal mengejutkan bila Ade Armando sudah sering malang-melintang di berbagai stasiun televisi dalam berbagai wawancara, yang jika publik dapat menyimpulkan statement-statementnya lebih pro terhadap rezim yang berkuasa. 

Bahkan dalam perdebatan di sebuah televisi swasta beberapa waktu lalu, dia sempat bersitegang dengan mahasiswa. Hal inilah yang menjadi cap tersendiri di mata mahasiswa dan pihak-pihak yang antipati kebijakan penguasa, bahwa Ade Armando bukan di pihak mereka.

Latarbelakang peristiwa

Hal yang paling fokus disorot sebenarnya bukanlah pengeroyokan yang terjadi pada dosen UI tersebut, namun hal yang melatarbelakangi kenapa hal tersebut bisa terjadi. Sebab secara logis tidak ada istilahnya seseorang berbuat tanpa alasan tertentu. 

Meskipun di satu sisi kita tidak pernah mentolerir sikap anarkhis yang diambil, tetapi di sisi lain menimbulkan pertanyaan, mengapa Ade Armando bisa mengalami pengeroyokan habus-habisan, latar belakang apa yang membuat hal itu terjadi? Kenapa orang bisa sedemikian emosional dan bertindak irasional terhadapnya, ada apa dengan Ade Armando?

Beberapa saat sebelum peristiwa pengeroyokan dan pemukulan terjadi, sempat terjadi cacian dari pengeroyok yang menyebut Ade munafik. Mereka tampaknya tidak menghendaki adanya Ade disitu karena dianggap bersikap munafik alias mendua. 

Mungkin dari berbagai pernyataanya di media massa yang jelas terlihat dia sangat pro dengan rezim yang ada, namun anehnya begitu terjadi demo yang bertujuan mengkritik pemerintah, justru tiba-tiba hadir disitu. 

Bagi mereka yang jengah dengan sikapnya, tentu saja kehadiran Ade di tengah demonstrasi dianggap sikap plin-plan, menangguk keuntungan dengan sikap mendua,  memata-matai, atau sengaja memancing di air keruh?

Saat terjadinya peristiwa pengeroyokan, memang unjuk rasa telah usai, namun justru disitulah sikap panas massa kembali bergejolak saat melihat Ade Armando terlihat di tengah-tengah kumpulan massa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline