Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Keunggulan Kurikulum Merdeka yang Diluncurkan Mendikbud Ristek

Diperbarui: 15 Februari 2022   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kurikum merdeka (Sumber: Didie SW via Kompas.id)

Kurikulum Merdeka dapat menjadi sarana perbaikan (recovery) dari kesenjangan pendidikan (learning loss) akibat pembelajaran online saat krisis pandemi Covid-19

Kabar terbaru menyebutkan Kurikulum terbaru yang akan diberlakukan dalam dunia pendidikan adalah Kurikulum Merdeka. Waduuuh kok ganti lagi?

Padahal Kurikulum Prototipe saja masih banyak yang belum memahami, terbengong-bengong, dan pusing tujuh keliling. Usut punya usut, ternyata Kurikulum Merdeka hanyalah perubahan nama dari Kurikulum Prototipe.

Kejutan ganti nama langsung datang dari Mas Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Mungkin bertujuan agar berkesesuaian dengan tipe karakteristik siswa Pancasilais yang dicita-citakan. Tapi meskipun nama Kurikulum Prototipe berubah menjadi Kurikulum Merdeka, namun komposisi dan ramuan di dalamnya tidak jauh berbeda.

Merdeka mengajar merdeka belajar

Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim menyebutkan bahwa dalam penerapannya, Kurikulum Merdeka didukung dengan Platform Merdeka Mengajar dengan menyediakan lebih dari 2.000 referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar, sehingga guru merasa memiliki, sebab berasal dari guru, dan untuk guru.

Karena fungsinya membantu guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya, maka platform Merdeka Mengajar selain diharapkan dapat menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan pelajar Pancasila, juga membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat, sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.

Sebagai kurikulum teranyar dan terbaru di era kementerian pendidikan baru, Kurikulum Merdeka diharapkan mampu menjadi kurikulum yang dapat menjembatani kondisi pembelajaran yang mengalami learning loss. Sehingga kedepannya dapat menjadi sarana perbaikan (recovery) dari kesenjangan pendidikan (learning loss) akibat pembelajaran online saat krisis pandemi Covid-19.

Sedangkan bagi satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan untuk mengakses internet, Kurikulum Merdeka telah siap dengan panduan implementasi  dan modul-modul pelatihan yang disediakan dalam flashdisk.

Platform Merdeka Mengajar juga mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi, seperti membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi melalui "Bukti Karya Saya".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline