Presiden China Xi Jinping menegaskan siapapun yang berani menundukkan negaranya akan dibenturkan kepalanya ke Tembok Besar yang ditempa lebih dari 1,4 miliar rakyatnya
Di saat seluruh negara jungkir balik menangani pandemi covid-19, China telah terlebih dahulu berhasil lolos, benarkah negara tirai bambu itu menjadi korban pandemi, ataukah justru biang kerok penyebab pandemi? sebab saat ini ternyata secara diam-diam China telah menambah jumlah senjata nuklirnya
Dikutip dari kompas.com (03/07/2021) laporan Amerika Serikat (AS) melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price menyebutkan, China membangun setidaknya 100 silo rudal.
China berani mengancam negara penentangnya
Kabar terbaru yang diperoleh peneliti Amerika dari pencitraan foto satelit, China sedang mengembangkan senjata nuklir dan sekaligus menyimpan rudal balistik antarbenua di gurun provinsi Gansu. Yang pasti menurut Pentagon jumlah misil China di 2020 di bawah 200 unit, kemungkinan besar saat ini kian bertambah lagi.
Kabarnya silo rudal yang terpantau dalam foto satelit sejumlah 119, tetapi jumlah silo belum tentu sesuai dengan jumlah rudal yang dimiliki, sebab bisa jadi lebih banyak namun disembunyikan di suatu tempat.
Citra dan analisis satelit dari James Martin Center for Nonproliferation Studies di Monterey, California memperlihatkan 119 situs konstruksi identik yang menampilkan fasilitas peluncuran untuk benda mirip rudal balistik sebagaimana dikutip dari The Post (3/7/2021).
Mungkin hal itulah yang membuat China menjadi sangat percaya diri, hingga berani menantang dan mengancam semua negara yang berani menentangnya, termasuk Amerika Serikat, padahal kekuatan hulu ledak nuklirnya super duper, setidaknya 3.800, dengan 1.357 adalah unit baru per 1 Maret.
Jika menghadapi AS saja tidak gentar, apalagi hanya untuk menghadapi negara-negara tetangganya yang marah dengan klaim sepihak China terhadap Laut China Selatan.
Negara penentang akan dibenturkan kepalanya ke Tembok Besar
Kabar virus covid-19 yang kabarnya asal muasalnya beradal dari China, meskipun tidak bisa dibuktikan karena semua bahan bukti telah dihilangkan, menimbulkan tanda tanya, mungkinkah virus itu sengaja dibuat dengan tujuan sebagai pasokan senjata biologis menghadapi perang dunia ketiga, atau setidaknya untuk melumpuhkan dunia dalam segala hal, sementara China melangkah jauh ke depan, bukan hanya ekonomi, namun juga persenjataan militernya seperti nuklir.