Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Formula Sakti Tutwuri Handayani demi Generasi Muda Pancasilais Cerdas Berkualitas (1)

Diperbarui: 2 Mei 2021   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia (pic: kompas.com)

Ketika pendidik telah menjadi sosok Pancasilais, Tutwuri handayani, super smart, dan disegani, maka tidak diragukan lagi akan tercapai pendidikan karakter berkualitas tanpa ketakutan diintimidasi lembaga HAM saat mendidik murid 

Saat membicarakan kualitas pendidikan sebuah negara, tentunya kita tak lupa juga mengamati mutu generasi muda di negara tersebut, sebab sudah bukan rahasia lagi,  apabila mentalitas moral generasi muda suatu negara bobrok, maka pastinya akan mempengaruhi tingkat kualitas pendidikan negaranya.

Penyebab keruntuhan moral generasi muda antara lain diakibatkan oleh: pengaruh narkoba, pergaulan bebas, kurangnya filter terhadap kebudayaan asing yang negatif, gaya hidup hedonisme, serta kebebasan yang kebablasan akibat tontonan tanpa sensor.

Namun dampak negatif globalisasi tidak akan berimbas pada kehidupan generasi muda jika suatu bangsa bahu membahu untuk melindungi dan menjaga anak bangsa negaranya.

Formula sang Maestro pendidikan

Tentunya kita masih ingat dengan Bapak Pendidkan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, yang dengan nama Asli Raden Mas Soewardi Soeryoningrat, adalah seorang bangsawan berdarah biru dengan kerendahan hatinya bersedia memikirkan kemajuan bangsa ini di saat penjajahan Belanda melalui jalur pendidikan.

Beruntung saya menikmati sekolah yang pada awalnya didirikan oleh sang maestro pendidikan tersebut, yakni Taman siswa. 

Saya merasakan penanaman kekeluargaan yang teramat dalam di sekolah tersebut saat mengenyam pendidikan di sekolah dasar, yang disebut Taman Muda, dan sekolah menengah pertama, yang disebut Taman Dewasa.

Metode pendidikan dan pengajaran Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi contoh), ing madyo mangun karso (di tengah-tengah memberi semangat), tutwuri handayani (di belakang memberi dorongan)

tertanam kuat dalam ingatan saat saya bersekolah di sana, dan itu bukan hanya teori yang wajib dihapal, tapi betul-betul melebur dalam keseharian.

Setiap siswa benar-benar dihargai sebagai sosok pribadi yang unik, diterima latar belakang kebhinekaannya dengan mengedepankan kemanusiaan dan kekeluargaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline