Lihat ke Halaman Asli

Kehilangan Sinar Mentari

Diperbarui: 14 April 2024   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika matahari adalah sebuah cahaya, bintang adalah penghias langit, ikan adalah pelengkap laut, apakah aku adalah pengganggu dalam hidupmu?, Apabila air adalah anugrah terindah, apakah begitu juga dengan air mata?

Jika gula itu Manis, garam itu asin dan kopi itu pahit, lantas aku ini berada di posisi mana?, Apakah sebatas gula yang Manis namun mengundang serangga, apakah aku hanya datang sebagai pemeberi masalah?, Atau sebagai garam yang memberikan rasa asin, apakah hadirku hanya menimbulkan rasa asing karena terlalu banyak garam?, Atau aku sebagai kopi yang memberikan rasa pahit dalam hidupmu?

Apakah mimpi hanya sebatas angan atau aku yang terlalu ber'angan-angan, jalannya begitu terjal, arusnya begitu kencang, ombaknya begitu tinggi lantas aku bisa Apa?, Apakah aku harus meminta tanpa di minta?

Rindu adalah sebuah ungkapan, menyesal adalah sebuah Keterlibatan, kehilangan adalah sebuah kemustahilan, melangkah menunggu sempurna adalah bohong, Dan menuju sempurna tanpa melangkah adalah sombong.

Dunia ini luas, lantas mengapa hati ini tidak bisa berpaling Dari satu wanita, jika menulis dalam kertas saja bisa engkau hapus dengan penghapus, lantas mengapa takdir yang telah ter'tulis tidak kau hapus dengan doa?

Jika jalannya terjal mudahkanlah jalannya, jika banyak halangan didepan kuatkanlah untuk melewatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline