Lihat ke Halaman Asli

Fakta P.B.

Pencari loker. Penulis spesialis lomba. Tukang makan yang doyan berimajinasi.

Jual Cepat: Nyawa

Diperbarui: 26 Juli 2023   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua jam selepas salat Jumat, sepucuk kabar menyeruak ke seantero nusantara. Dari tingkat RT sampai tampuk kepemimpinan tertinggi, bahkan mulai merambahi negeri tetangga. Seorang menteri bidang Kesejahteraan dan Kemakmuran Nasional yang diketahui bernama Drs. H. Sadewo Nugroho, M.Si.---seterusnya kita sebut saja Dewo, sesuai panggilan akrab---diketahui meninggal mendadak setelah berhasil menelan habis dua porsi soto Betawi, kentang goreng, dan jus mangga di kafetaria. Menurut pengakuan sejumlah rekan sejawat kepada awak pers yang memang posisi kursinya mengelilingi almarhum, mengatakan, saat itu Dewo tiba-tiba memerah mukanya. 

Tubuh Dewo tergolek layu di atas ranjang. Setelah kejangnya reda selama perjalanan menuju rumah sakit, napasnya pun ikut lenyap. Dokter dan perawat di IGD malah belum sempat memberikan pertolongan pertama. Kendati tak selamat, pemeriksaan tetap dilanjutkan. Dinyatakan telah mengalami penyumbatan di saluran kerongkongan, gangguan aliran darah di bagian otak kecil, dan infeksi pada lambung.

Tanpa menunggu hari berganti, ketegangan lekas menyambar bak api tersiram bensin. Pejabat di kementerian lantas menunda rapat, presiden dan wakilnya membatalkan kunjungan kerja ke luar ibukota, segenap mulut dan mata rakyat terperanjat di depan televisi. Saat musibah terjadi, kebetulan istri Dewo, Ningsih, baru masuk ke kamar hotel setelah lelah mencari tas dan arloji incarannya sepanjang mal-mal di Amsterdam. Dua anaknya juga sedang di luar negeri, sibuk bersama pasangan masing-masing. Mereka masih belum menyadari kepergian Dewo sudah cepat tersebar di seluruh laman artikel online, sosial media, radio, televisi, bahkan oplah dua koran nasional ternama---Poskam dan Ompet---naik dua kali lipat karenanya.   

Jasad Dewo segera dipulangkan menuju Lavender Mist Residence, kawasan perumahan elite di barat Jakarta. Ustaz Sobri mengimbau agar prosesi pemakaman disegerakan sebelum masuk waktu magrib.

***

Masuk dini hari, ketika para peronda riuh menyaksikan Liga Inggris dan kuncen sudah mulai tarik sarung, segumpal asap mengepul dari celah batu nisan. Membubung pelan-pelan, berputar sebentar di udara, luruh mendarat di atas tanah merah basah, lalu seketika tegak membentuk sesosok bayang tanpa organ dalam. Bentuknya memang kurang sempurna; hanya dilengkapi sepasang mata sebesar bakso yang seperti hendak mencuat keluar, hidung bengkok, mulut mencong, jari kaki dan tangan tak lengkap. Dengan wujud seperti itu, Dewo menyusuri kekelaman malam.

Tujuan pertama: rumah. Di sana benar-benar lengang. Ia baru paham jika anak dan istrinya masih betah keliling dunia sejak tiga proyek yang ditanganinya---batu bara, pembangunan apartemen, dan restrukturisasi kampung nelayan disulap jadi objek pariwisata---berhasil tuntas. Keluarganya kecipratan sekian miliar dan langsung ngacir ke luar negeri saat dirinya bergelung dengan setumpuk agenda kerja. Bahkan, sopir pribadi dan tiga pembantu pulang kampung setelah ikut menikmati rezeki nomplok darinya. 

Tujuan berikutnya: kantor. Hanya sekian detik ia sampai dan menembus masuk dari dinding. Di dalamnya, rapat besar terkait kesejahteraan rakyat masih berlangsung khidmat. Sejumlah anggota dewan ada yang tampak serius menyimak, ada pula yang nimbrung berdebat sengit, utak-atik ponsel---dari chatting simpanan sampai main game online--,bahkan tak sedikit terlihat wajah-wajah sarat kantuk dan menguap berulang kali. Dewo memandang ke seluruh penjuru ruangan, lamat-lamat terbit senyuman di sudut bibir yang mengabu.

"Masih seperti biasa," gumamnya.

Saat arwah gendut itu hendak beranjak pergi, tertangkap kasak-kusuk di barisan dua meja dari belakang, menggosipkan soal proyek prestisius. Ia mengernyit, menyorongkan telinga.

"Sebenarnya tuh proyek jadi dilanjutin kagak, sih?"

"Proyek yang mana?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline