Hadirnya pandemi Covid19 diawal tahun 2020 mungkin telah membuat dunia menangis. Masyarakat yang awalnya bebas bertegur sapa, melakukan kegiatan ataupun interakasi sosial, kini hal tersebut harus terhalangi dengan adanya batasan jarak (Social distancing) yang menjadi salah satu alat untuk memerangi pandemi. Hampir seluruh mata tidak bisa menikmati kehidupan seperti sebelum datangnya pandemi.
Momen lebaran, liburan, natal, ataupun momen-momen lain dimana masyarakat keluar berbondong-bondong untuk sekedar dapat merehat sejenak beban pikirannya dengan melakukan aktifitas liburan bersama kini tahun ini tidak dapat terlaksanakan seperti biasanya.
Namun dari sekian aktifitas yang awalnya dapat dilakukan dengan tatap muka, kini telah dapat diantisipasi di era New Normal. Hadirnya teknologi daring ataupun virtual telah membuat masyarakat tetap bisa survive beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang dihadapi. Mulai dari dunia pendidikan, pertumbuhan ekonomi, hiburan ataupun yang lainnya, yang dapat dilakasanakan secara virtual. Mungkin dengan model atau dinamika aktifitas yang seperti ini tidak semua masyarakat merasa puas, akan tetapi nilai pokok dari proses surviving tersebut menghadirkan makna bahwa masyarakat yang hidup di era pandemi sejatinya kuat dan tabah, dengan tetap bisa menjalankan roda kehidupan sosial di era pandemi ini.
Dari sekian banyak kegiatan yang tetap eksis dan terus bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat ialah aktifitas jasa pengiriman logistik. Tak patut dipungkiri logistic harus bisa tersampaikan di tangan masyarakat. Karena logistik suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat untuk tetap bisa bertahan hidup. Hadirnya dunia online shop juga memberikan dampak postif di era pandemi seperti ini, dimana masyarakat tetap bisa mendapatkan ataupun menyalurkan kebutuhan material yang dikehendaki.
Mengacu kepada pengalaman penulis, penulis sempat berpikir dan merenung ketika melihat seorang kurir dengan memakai seragam merah, bolak balik ke domisili penulis untuk menyampaikan tanggung jawab yang ia tanggung. Dengan demikian walaupun di era pandemi proses untuk mendapatkan ataupun menyalurkan materi-materi kebutuhan hidup tetap tersalurkan dengan baik.
Sebagai masyarakat yang tidak memiliki kesibukan aktifitas tanggung jawab yang demikian, sudah seyogyanya menyadari untuk tidak banyak keluar menuju hal layak ramai layaknya tiada pandemi, akan tetapi kiranya bisa menahan hasrat tersebut dan dapat mengalihkan dengan berusaha mempercayai para penyedia jasa di bidang hal tersebut.
Disamping manfaat aktifitas tersebut, kiranya terdapat manfaat lebih besar yang dirasakan oleh masyarakat luas. Yakni adanya penyampaian ragam macam varian keilmuan dan teknologi yang dapat diakses hingga ke pelosok negeri.
Dengan hadirnya kurang lebih 6000 titik lokasi di seantero nusantara, tidak lain untuk memudahkan masyarakat mengakses ragam macam kebutuhan yang dikehendaki. Hal yang demikian tidak semata-mata mengenai kebutuhan yang bersifat sandang pangan saja, yakni bagaimana masyarakat dapat mengakses buku-buku, ragam bentuk teknologi yang dapat menunjang kesejahteraan kehidupan mereka.
Tidak dapat dipungkiri dengan adanya upaya untuk meluaskan jangkauan hingga pelosok negeri, sejatinya hal tersebut merupakan upaya untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat di pelosok negeri, agar kita semua dapat mengakses dan menikmati peradaban yang sama di muka bumi ini.
Masyarakat yang belum familiar dengan mudahnya jangkauan akses yang mereka terima, mereka akan sumringah dengan kemudahan akses yang mereka nikmati sekarang. Dan akhirnya era pandemi bukanlah sebuah masa dimana kita terjebak dalam kekangan duka kesedihan, melainkan sebuah era yang menjadi tantangan bagi kita semua untuk bisa kiranya menghapus duka di sekitar kita dengan rasa bahagia yang bisa ditebarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H