Lihat ke Halaman Asli

Bumi Dirgantara

Kontra Muerta

Bait Muara Asa

Diperbarui: 14 Februari 2021   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala petang sahut angan yang kian masam
Terbentang alasan, raga meronta unjuk junjung usia
Tajam pandang, rajam kalam menentang lentera rengsa
Pada gelita, varia raga stupa ia bertahta.

Tatkala silam me-reka lelah
Rebahkan angkuh bertilam gaduh
Sarira yang kian rungkuh, merengkuh binar bayang-bayang tanyakan:
Kemana tuah hendak bersauh?

Bila lusa seri redup pendarnya
Dikara pelabur bahtera melarung fatala
Paruh lamunan bertumpu nyala bara
Padamkan muram setakat berkalang tanah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline