Lihat ke Halaman Asli

fakhrul khairum

uncuabidin

Falsafah dan Kebudayaan Adat Alam Minangkabau Pada Zaman Sekarang

Diperbarui: 3 Januari 2022   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Minangkabau adalah salah satu suku yang ada di Indonesa yang memiliki keunikan tersendiri, seperti  sistem kekerabatan matrilineal dan juga falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). 

Dari segi sistem kekerabatan, garis keturunan suku Minangkabau ditarik dari garis keturunan ibu dan masih dianut sampai sekarang. Harus kita akui bahwa unsur-unsur kebudayaan selalu berubah dari waktu ke waktu. 

Bagaimana masyarakat Minangkabau dewasa ini mengejewantahkan adat istiadatnya, hal itu tidaklah sepenuhnya sama dengan bagaimana leluhur orang Minang mempraktekkannya pada 100 atau 200 tahun yang lalu. 

Disadari atau tidak, perubahan zaman selalu membawa banyak nilai-nilai dan norma-norma baru. Kemajuan dan perkembangan yang telah lama diterima oleh masyarakat Minangkabau akan terpengaruh dengan nilai-nilai dan norma-norma tersebut.

Dulu Minangkabau dikenal sebagai kota serambi Mekkah, falsafah ABS-SBK seolah menguatkan julukan tersebut. Selain itu nama Minangkabau juga harum ke seluruh penjuru nusantara bahkan mendunia, karena dikenal sebagai pabrik otak. 

Minangkabau sempat pula menjadi pusat ilmu pengetahuan, peradaban dan juga pembaharuan dengan menjamurnya sekolah dan pesantren di ranah ini. 

Para ulama pembaharu dan sejumlah tokoh pun dilahirkan dari ranah Minang ini. Ketokohan mereka yang diakui di pentas naional dan dunia semakin mengharumkan nama Minangkabau.

Minangkabau masa kini hanya tinggal kerabangnya saja. Jangankan diperhitungkan di pentas regional dan internasional, di pandang di pentas nasional saja sudah syukur. Bahkan sempat pula ada orang yang mempertanyakan mana ulama dan tokoh yang berpengaruh yang dilahirkan dari Minangkabau saat ini? Karena memang Minangkabau dulu dan kini tidakklah sama. 

Itu semua terjadi tak lain karena masyarakat tidak lagi setia dengan nilai-nilai adat dan agamanya. Jika kita menyimak berita diberbagai media, sejumlah kelakuan anak muda Minang dan bahkan ada juga orang tua yang mencoreng nama baik Minangkabau. 

Tenda ceper, karaoke yang dijadikan tempat mesum, mobil bergoyang dan sejumlah tingkah laku yang tidak lagi mencerminkan bagaimana adat budaya Minangkabau dan juga ajaran Islam. 

Itu semua selalu menghiasi berita di berbagai media setiap harinya. Boleh jadi, pengaruh globalisasi dengan paham materialismenya telah mendobrak nila-nilai lokal yang ada di Minangkabau. Karena pengaruh budaya barat, akhirnya budaya sendiri ditinggalkan oleh masyarakat Minang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline