Lihat ke Halaman Asli

Fakhriana Masqiyah

Mahasiswi UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Fenomena Penggunaan Gadget oleh Anak di Lingkungan Desa Kranji

Diperbarui: 4 Juli 2023   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


       Gadget adalah istilah yang mengacu pada perangkat elektronik dengan fungsi khusus. Kata gadget sendiri berasal dari bahasa Inggris dan diartikan sebagai alat kecil dalam bahasa Indonesia.

Selain itu, gadget juga sering dikaitkan dengan telepon pintar atau smartphone. Perkembangan gadget sebagai alat elektronik sudah menjadi hal yang tak terelakkan. Misalnya handphone yang awalnya hanya sebagai alat komunikasi, kini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup.

       Pada zaman sekarang ini penggunaan gadget sering kali disalahgunakan oleh beberapa orang, padahal manfaat jika kita bisa menggunakan gadget sebaik mungkin banyak sekali misalnya untuk mendapatkan informasi dan lain-lain. Akan tetapi, pada zaman sekarang tidak hanya orang dewasa saja yang dapat menggunakan gadget, banyak juga anak usia dini yang sudah bisa bermain gadget tanpa diajarkan oleh orang tua. 

Disini, penggunaan gadget bagi anak dapat berdampak baik apabila dalam pengawasan orang tua, yaitu memanfaatkan gadget sebagai media pembelajaran anak secara normal dan sesuai yang dibutuhkan oleh anak. Sedangkan, di zaman sekarang ini banyak orang tua yang menggunakan gadget sebagai senjata agar anak tidak lagi menangis ataupun rewel.

        Adapun dampak buruk pada anak ketika sering bermain gadget secara berlebihan yaitu penggunaan produk elektronik yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial dan emosional anak. Dampak negatif penggunaan produk elektronik pada anak antara lain kepribadian tertutup, gangguan tidur, kesepian, perilaku kekerasan, penurunan kreativitas, dan ancaman cyberbullying. Salah satu dari dampak-dampak tersebut sudah terbukti adanya.
     

 Di Desa Kranji tepatnya di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur, daerah ini termasuk daerah yang banyak penduduknya, dan rata-rata adalah pengguna gadget. Tidak hanya orang dewasa, disini banyak anak usia dini yang juga menggunakan gadget. Akan tetapi mirisnya, gadget disini banyak digunakan anak untuk bermain secara berlebihan sampai mereka lupa bahwa banyak permainan lain yang dapat mengasah pikiran dan sosial mereka. Anak usia dini di Desa Kranji ini umumnya bermain gadget di warung kopi untuk mencari WiFi dan bermain game. 

Disini peran orang tua kurang kuat dalam menyikapi hal tersebut, karena dibuktikan semakin maraknya anak usia dini bermain gadget dengan cara tersebut dan tanpa pengawasan orang tua karena tidak dilakukan di rumah. Selain itu, anak usia dini seusia balita juga banyak yang sudah diberikan gadget oleh orang tuanya padahal belum waktunya. Kebanyakan orang tua disini membiarkan anaknya bermain gadget agar anak tersebut dapat dikendalikan emosinya. Padahal peran orang tua disini seharusnya mendampingi anak ketika bermain, sekalipun itu bermain gadget seharusnya diberikan batasan waktu dan batasan apa saja yang ditonton oleh anak.

Semua persoalan tersebut membuat anak di Desa ini menjadi anak yang mengikuti gaya atau trend zaman sekarang, sehingga menyebabkan kemampuan kognitif dan sosial mereka menjadi buruk, karena mereka hanya fokus pada gadgetnya masing-masing dan menghiraukan interaksi dengan sesama. Selain itu mengakibatkan berkurangnya kesehatan anak yaitu khususnya pada mata. Salah satu anak di Desa ini ada yang sampai matanya sakit karena berlebihan bermain gadget, sehingga mengakibatkan mata mereka sakit karena sinar radiasi yang ada pada gadget.

           Adapun solusi dari permasalahan anak usia dini yang senang bermain gadget secara berlebihan antara lain yaitu:
 1. Batasi waktu penggunaan
Batasi penggunaan produk elektronik sesuai dengan rekomendasi kelompok usia. American Academy of Pediatrics telah mengeluarkan pedoman waktu layar berikut:
* Anak-anak di bawah 2 tahun: tidak boleh bermain sendiri dengan perangkat elektronik, termasuk TV, ponsel, dan tablet.
* Anak usia 2 sampai 4 tahun: Kurang dari satu jam per hari.
* Usia 5 tahun ke atas: Idealnya tidak lebih dari dua jam per hari untuk bermain (tidak termasuk belajar).

2. Buat jadwal
Jadwalkan waktu yang tepat untuk bermain gadget. Selain itu, orang tua juga harus menyiapkan kegiatan alternatif lain agar anak tidak bosan dan kembali beralih ke produk elektronik.

3. Tidak memberikan akses penuh
Ponsel tidak boleh diserahkan sepenuhnya kepada anak-anak. Jika Anda ingin menggunakannya, mintalah izin terlebih dahulu kepada anak Anda, lalu ambil kembali setelah selesai menggunakannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline