Lihat ke Halaman Asli

Jamalludin Rahmat

TERVERIFIKASI

HA HU HUM

Sepeda, Jatuh Bangun, dan Keseimbangan

Diperbarui: 6 September 2020   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by Pixabay.com

Kenangan Belajar Bersepeda

Melihat orang-orang menyukai bersepeda saat ini. Ingatan waktu memutar ke masa kecil ketika belajar sepeda.

Kala itu belajar bersepeda sendirian. Tak ada yang menunjuki dan tips 30 menit mahir bersepeda belum ada. Cuma bermodal nekad.

Bisa saja kan, gegara musim bersepeda akan lahir buku "Tips Mahir Bersepeda 30 Menit untuk Segala Usia."

Teras rumah tetangga yang menurun jadi tempat belajar. Memakai sepeda BMX mini berwarna hitam yang turun-temurun dari kakak.

Tidak ada rem dan dua roda bantu dibelakang sepeda. Rumput disekitar rumah tetangga lah dijadikan rem untuk menghentikan laju sepeda.

Usai belajar bersepeda. Lecet di tangan dan kaki 'hadiah' yang diterima. Kapokkah? Berhentikah? Tidak.

Besok, besoknya dan besoknya lagi setelah pulang sekolah belajar sepeda sendiri tetap berlanjut.

Saya tidak ingat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk belajar bersepeda sendirian sampai mampu bersepeda.

Yang jelas, belajar untuk mampu menguasai dan mampu melakukan sesuatu itu butuh waktu dan penderitaan, bukankah begitu?

Setelah mampu bersepeda maka mencoba untuk mengendarai sepeda kepunyaan ayah. Sepeda punya ayah tinggi baik dari ukuran, tempat duduk dan stang. Beberapa hari belajar menyesuaikan dan mampu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline