Lihat ke Halaman Asli

Jamalludin Rahmat

TERVERIFIKASI

HA HU HUM

Puisi: Pematang Sawah

Diperbarui: 6 Juni 2020   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

juni apa kabarmu? tak bersua sejak di bulan mei. kita ngobrol di pematang sawah tentang ketahanan pangan tapi beras impor.

kita ngobrol tentang swasembada beras tapi berpetak-petak sawah menjelma perumahan, pabrik, tambang dan jalan tol.

padi hijau dipagari tembok beton. para petani melawan aparat menghadang. pengusaha berkacak pinggang dari ruangan ber-ac.

di pematang sawah kita tak hirau petani menjerit karena memakai earphone di telinga masing-masing mendengar lagu 'perahu retak' dari franky berlirik.

"...di sawah kampungku, di jalan kotaku/terbit kesejahteraan/tapi kuheran di tengah perjalanan/muncullah ketimpangan/aku heran, aku heran/yang salah dipertahankan/aku heran, aku heran/yang benar disingkirkan/perahu negeriku, perahu bangsaku/jangan retak dindingmu/...tanah pertiwi anugerah ilahi/jangan ambil sendiri/tanah pertiwi anugerah ilahi/jangan makan sendiri/...satu kenyang, seribu kelaparan/aku heran, aku heran/keserakahan diagungkan/

juni apakah engkau masih duduk di pematang sawah. menantiku seperti di bulan mei sambil mengobrol.

mei yang berbeda dari bulan mei sebelumnya. kita mengobrol online via webinar, zoom, instagram, facebook.

kemudian share ke seluruh dinding dunia maya menunjukkan diri yang persis mengetahui persoalan. tapi masing-masing  telinga memakai earphone.

kemudian kita berencana di bulan juli memakai kacamata riben hitam gelap supaya menutupi mata dari melihat petani dari pematang sawah.

JR
Curup
06.06.2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline