Entah. Jiwa saya bergetar selalu. Bulu kuduk meremang. Tiap kali menyaksikan pementasan teater atau drama.
Kala itu untuk sambut bulan bahasa Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia IAIN Curup adakan Semarak Bulan Bahasa dengan lomba drama dan musikalisasi puisi tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) se Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang di Aula Rektorat IAIN Curup.
Di beberapa sekolah setingkat SMA di Rejang Lebong, teater menjadi ekstra kurikuler. Rerata pelatihnya merupakan orang Rejang Lebong. Tujuannya menjadi wadah untuk siswa/murid mengembangkan bakat dan minat.
Berhala. Pementasan drama perdana mengawali lomba dari SMA 8 Rejang Lebong.
Berkisah sekelompok orang pensyirik penyembah gunung. Sang anak yang ikut kelompok musyrik bertentang dengan sang ibu (orang yang bertauhid).
Allah lah satu-satunya patut disembah bagi ibu. Mutlak pencipta. Dia pencipta gunung. Dia pencipta laut. Allah yang maha tunggal.
Tidak bagi si anak. Gunung perlu di sajen. Agar tak marah dan meletus. Hancurkan desa. Timbulkan korban jiwa.
Musyrik berhala gunung. Peristiwa sosial yang sampai saat ini masih terjadi. Di teater kan.
Teater sebagai medium perlawanan sosial merupakan cerminan apa yang terjadi di kehidupan masyarakat.
Kala Teater Muncul di Tanah Yunani
Mengutip versi wikipeda ketika menjelaskan teater. Kata teater sendiri berasal dari kata theatron () dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk menonton" merupakan istilah lain dari drama.