Lihat ke Halaman Asli

Jamalludin Rahmat

TERVERIFIKASI

HA HU HUM

Menolak Pembusukan Filsafat

Diperbarui: 10 Maret 2019   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang Filosof (Illustrated by videoblocks.com)

Seluruh ilmu tidak lebih dari penyempurnaan pemikiran sehari-hari-Albert Einstein-

Nasib Filsafat

Kemunculan filsafat yang bernalar kritis dan pemberontakan berpikir dari rasio ke mitos oleh para filosof Yunani Kuno yang dipelopori oleh Thales dilanjutkan Sokrates, Plato, Aristoteles meredup. Filsafat dengan segala konstribusi dan keagungannya jadi umpama cagar budaya yang dijadikan tontonan bagi orang yang datang dan berlalu lalang untuk melihat-lihat lalu pulang dan tak lagi dipedulikan.  

Dari sisi kapasitas keilmuan pengajar filsafat yang disiplin keilmuannya bukan berlatar belakang filsafat, seumpama strata satu (S 1) bukan jurusan filsafat, strata dua (S 2) juga bukan filsafat. Lalu, bagaimana mahasiswa mengerti dengan materi-materi filsafat.

Dari sisi silabus, belum ada kebaruan. Di beberapa perguruan tinggi ketika filsafat di pelajari ia menjadi semacam pengantar filsafat. Maka materinya; filsafat Yunani kuno, sebab munculnya, filsafat romawi kuno, abad pertengahan dan eropa modern dan seterusnya.

Materi itu mengindikasikan kepada pendekatan pengertian filsafat, sejarah filsafat namun jarang menyentuh pembahasan mendalam tentang filsafat. Kalaupun di bahas maka bahasa yang digunakan oleh si pengajar filsafat sangatlah tingginya sehingga mahasiswa tak mengerti atau bingung. Juga kadangkala tak dijelaskan mengapa dan untuk apa belajar filsafat.

Juga, pengajaran matakuliah filsafat saat ini di beberapa perguruan tinggi seperti seremonial belaka. Ia hadir hanya untuk menggenapkan jumlah satuan kredit semester saja. Atau ia bagaikan museum yang isi museum menampilkan para filosof dan pemikirannya masa dulu dan tak terhubung sama sekali dengan kekinian persoalan hidup yang dihadapi manusia dan ilmu pengetahuan.

Filsafat untuk kegiatan kehidupan manusia (Illustrated by Shutterstock.com)

Dari sisi hubungan ilmu filsafat dengan persoalan keseharian masyarakat. Ilmu filsafat dijauhkan dari persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ilmu filsafat bak di menara gading yang tinggi dan mengawang-awang tak menyentuh persoalan nyata masyarakat. Sehingga di kalangan masyarakat umum, ilmu filsafat tidak begitu dikenal luas.

Bukankah ilmu dibuat oleh manusia untuk menjawab persoalan yang muncul di keseharian hidup manusia. Lalu, apa yang harus dilakukan agar filsafat diterima bukan hanya di perguran tinggi tapi juga oleh masyarakat.

Supaya kajian filsafat tak dianggap lagi mengawang-awang dan jauh dari realita kehidupan masyarakat serta yang meragukan kemampuan filsafat sebagai ilmu untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan masyarakat. 

Filsafat sebagai Refleksi 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline