mengingat kejadian sepekan terakhir ini, -tentang dua orang siswa tingkat sma yang meninggal karena tawuran- saya sedikit malu dan merasa bertanggung jawab atas tulisan saya sebelumnya. disitu, sedikit atau banyak saya menunjukan arogansi terhadap orang-orang yang memandang kaum muda sekarang sebelah mata. namun sekarang seperti muncul pembelaan dari oposisi yang seperti berseru dan berkata "gimana gak di judge jelek? anak seumuran lo kemarin baru ngebunuh dua orang dalam waktu kurang dari seminggu"
sedikit pilu mendengarnya dan membutuhkan waktu sejenak untuk menjawab. "katanya generasi pelurus, tp yang mau ngelurusin malah yang melenceng sendiri"
sangat prihatin melihat kondisi pendidikan bangsa ini yang cendrung kepada penanaman ilmu pengetahuan dan tidak diseimbangi dengan dasar moral yang kuat. dari kecil kami sudah dituntut untuk mendapatkan nilai yang bagus pada setiap kesempatan. dari sd, bahkan sampai jenjang universitas. terkadang para pengajar itu tidak dapat memberi prioritas terhadap mana yang penting dan mana yang benar. mungkin terdengar seperti pledoi pembelaan diri.
mungkin iya, ini adalah pembelaan diri. ketika kami lebih mudah untuk mendapatkan senjata daripada pendidikan, maka inilah yang terjadi.
kembali lagi kepada suri tauladan. para pelajar itu bagai tersesat dan tidak tau harus bersandar pada apa, siapa, bagaimana. maka mulailah mereka mencontoh orang-orang terdekatnya.
miris memang. tapi apa yang kaum muda lakukan salah bagai cerminan sifat kaum-kaum diatasnya. kami hanya wadah, kami mengkonsumsi apa yang kami terima. maka jika tiap individu memainkan peran dengan sesuai dan baik, hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H