Sebagian besar masyarakat masih kurang familiar dalam sistem pembayaran digital khususnya diluar pulau jawa! padahal...
Era digitalisasi memungkinkan untuk menjalankan berbagai kegiatan secara cepat, akurat, tanpa batasan waktu dan tempat, sehingga dapat Mengakomodasi dan terjadinya peningkatan efisiensi dan produktivitas. Tidak terkecuali mendukung akses keuangan akses ekonomi, akses pembayaran dan masih banyak hal lainnya tidak terkecuali perekonomian. kita melihat bahwa dunia terus berkembang dengan derasnya teknologi-teknologi yang kian makin bertumbuh dan menyapa tiap elemen masyrakat seperti demikian yang sudah disinggung diatas, lantas pertanyaannya apakah teman-teman bersiap menghadapai era sistem pembayaran Digital? Dan apa saja yang perlu dipersiapkan? eits tidak perlu buru buru menjawab namun sebelum itu mari kita mengenal lebih dekat serta memahami mulai dari sistem pembayaran digital sampai dengan Regional Payment Connectivity (RPC) atau lebih dikenal dengan konektivitas pembayaran regional?
Sebagai bagian dari infrastruktur keuangan yang terkait dengan pengiriman uang, sistem pembayaran secara signifikan mempengaruhi dan berperan sentral dalam mempercepat dan memperluas alternatif keuangan sebagai implementasi dari strategi keuangan nasional bahakan Regional ASEAN yang saat ini digadang-gadang menjadi konektivitas ASEAN . Memastikan berfungsinya sistem pembayaran dengan sempurna merupakan kebutuhan yang tidak dapat disangkal saat ini, ketika teknologi digital berkembang semakin cepat. Hal ini merupakan tanggung jawab sekaligus tantangan bagi Bank Indonesia. namun untuk bisa sampai kesana bukan hanya sektor BUMN, dalam hal ini (bank Indonesia) tentu juga membutuhkan kerjasama antar lapisan masyrakat
kenapa ?
Disamping bank indonesia dalam menjaga kestabilan ekonomi ada peran masyrakat dalam rantai ekonomi yang cukup penting, salah satunya yang paling basic adalah bagaimana masyrakat untuk kemudian memahami prinsip rupiah digital, sehingga daya saing khususnya diluar pulau jawa dapat meningkat.
mengapa harus rupiah digital?
sebagai lembaga yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang, bank indonesia telah membuka peluang dalam memperluas konektivitas transasksi khususnya digital. kalau teman-teman masih ingat saat tanah air menjadi tuan rumah penggelaran acara G20 tepatnya di Bali, dimana bank indonesia membangun kerja sama beberapa negara di kawasan ASEAN. diantaranya yaitu otoritas bank negara Maysisia, Pilipina, Thailand, dan Singapore dengan ikatan "Regional Payment Connectivity"
sedikit pengantar, mungkin sebagian teman teman juga pernah mengalami. saya ingat betul jika ingin membayar sesuatu di sebuah tempat, dimana waktu yang sangat terbatas ada saja kendala seringkali yang saya alami seperti susahnya uang kembalian dari penjual alih-alih ditukar dengan permen atau sejenisnya yang dirasa bisa menutupi kembalian yang kurang tadi, sekali atau dua kali terkesan tidak maslah namun kalau hal tersebut menjadi budaya tentu akan mengurangi esensi dari nilai jual-beli. termasuk cacatnya sistem pembayaran. namun berbeda dengan sistem pembayaran digital banyak kemudahan yang bisa kita rasakan mulai dari efesiensi waktu karna lebih cepat, dan lebih transparan.adapun salah satu sarana yang dapat kita nikmati adalah Quick Response Indonesian Code (QRIS) merupakan code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik yang sudah diatur oleh Bank Indonesia dalam PADG No. 21/18/2019 tentang implementasi standar internasional QRIS merupakan salah satu impelementasi visi sistem pembayaran Indonesia (SPI)2005
hal tersebut dapat kita manfaatkan untuk melakukan transaksi secara efisiensi.bahkan yang paling menarik teman teman tidak hanya di indonesia, jika berkesempatan mengunjungi negara tetangga "ASEAN' kita semua bisa bertransaksi lintas negara serta memperluas potensi perdagangan dan ivestasi antar negara di kawasan ASEAN, wow hal ini merupakan terobosan yang luar biasa bagi ASEAN untuk mencapai integritasi ekonomi. menurut KH. Maruf Amin "Kedepannya, Aksesblitas keterjangkauan layanan layanan keuangan digital perlu diperluas hingga menjangkau masyarakat diseluruh pelosok tanah air, demi meningkatkan inklusi keuangan yang akan mendorong pemulihan ekonomi nasional yang kokoh, berkelanjutan dan lebih merata. jelas dalam pidatonya pada festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023.
langkah ini dapat memperkuat fondasi perputaran ekonomi dan keuangan digital indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai kiblat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia sehingga ASSEAN Matters identik dengan konektivitas pembayaran digital yang dapat dibanggakan pada dunia. dalam hal ini saya menyebutnya Inilah saatNya ASEAN BERSINAR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H