Hari ini bertepatan pada Selasa 1 Oktober 2024 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia melaksanakan pelantikan terhadap 580 anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029 di ruang sidang paripurna, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta. Ratusan legislator yang dilantik hari ini akan bertugas dalam melaksanakan fungsinya dalam legislasi, pengawasan, dan penganggaran (budgeting).
Artinya terhitung dari tanggal 1 Oktober 2024 ini ratusan anggota DPR RI terpilih secara sah menjadi anggota legislatif. Sumpah jabatan yang dilakukan menjadi saksi atas tugas serta tanggung jawab anggota dewan terpilih dalam melakukan kerja-kerja terbaiknya penyambung lidah rakyat.
Selanjutnya pasca pelantikan, anggota DPR RI akan melanjutkan proses pemilihan serta penetapan pimpinan yang diawali dengan pembahasan tata cara penetapan calon Ketua dan wakil Ketua DPR RI. Mekanisme pemilihan pimpinan DPR dipilih berdasarkan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).
Pada UU MD3 mekanisme pemilihan Ketua dan Wakil Ketua DPR merujuk pada Pasal 427D UU MD3 yang menjelaskan bahwa Ketua DPR ialah anggota DPR yang berasal dari partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama di DPR dan Wakil Ketua DPR ialah anggota DPR yang berasal dari partai politik yang memperoleh suara terbanyak kedua, ketiga, keempat, dan kelima.
Mekanisme pemilihan Ketua dan Wakil Ketua DPR pada UU MD3 serta hasil dari Pemilu 2024, posisi ketua DPR periode 2024-2029 akan diisi oleh PDIP sebagai partai dengan perolehan kursi terbanyak pertama di DPR meraih perolehan 25.384.673 suara dan berhasil meraih 110 kursi DPR.
Melihat hal ini, tidak tutup kemungkinan politisi serta mantan Ketua DPR RI periode sebelumnya yakni Puan Maharani akan kembali menjadi pimpinan/ketua DPR periode selanjutnya dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sebagai eksekutif.
Dalam kacamata politik, tentu saja kita melihat posisi Puan Maharani sangat kuat sekali untuk mendapatkan posisi Ketua DPR namun dalam hal ini PDIP merupakan partai dari luar koalisi pemenangan Prabowo. Koalisi Prabowo yang gemuk, bisa saja menyerahkan kursi pimpinan DPR kepada PDIP dengan begitu lancar tanpa ada dinamika yang terjadi atau sebaliknya.
Sejauh ini pertemuan antara Prabowo dengan Megawati masih dalam perencanaan, keduanya disebut akan melakukan pertemuan dalam waktu dekat. Dalam perencanaan pertemuan ini, peran Puan Maharani terlihat sangat aktif melakukan komunikasi politik terhadap Prabowo. Puan juga sangat menjaga kedekatan hubungannya dengan Prabowo, terlihat dari beberapa agenda dimana Puan dengan Prabowo hadir bersama dan memperlihatkan komunikasi yang baik antar keduanya.
Hal ini bisa menjadikan pertemuan Prabowo dengan Megawati berjalan dengan lancar dan keduanya merestui Puan Maharani kembali menjadi pimpinan DPR RI sebagai Ketua. Jika benar Puan Maharani menjadi Ketua DPR selanjutnya, maka tidak tutup kemungkinan bahwa ini adalah sebuah restu dari presiden terpilih Prabowo Subianto dan menjadi hadiah besar untuk PDIP.
Gaya politik merangkul Prabowo saat ini masih terbilang sukses membawa nuansa politik tetap stabil di tengah-tengah masa transisi seperti saat ini dan terpilihnya Puan sebagai ketua DPR merupakan bagian dari gaya politik merangkul Prabowo untuk merangkul PDIP.
Hadiah besar dari Prabowo yakni menjadikan Puan Maharani sebagai Ketua DPR sangat terbuka dan dapat dengan lancar di eksekusi, namun jika Prabowo sudah memberikan hadiah yang begitu besar untuk PDIP selanjutnya apa yang akan dilakukan PDIP kepada Prabowo atas apa yang sudah dilakukannya.