Lihat ke Halaman Asli

Green Fajr

keterangan profil

Membaca Keberagaman Kehidupan Islam di Indonesia Hari Ini

Diperbarui: 13 Desember 2019   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Umat Islam di Indonesia khususnya pengikut Nahdhatul Ulama sebagaimana kita ketahui bersama adalah golongan yang mencintai Kyai atau-nya.

Di sisi lain, maraknya beasiswa ke tanah Saudi melalui jaringan Wahdah membuka cakrawala baru dalam pelaksanaan berbagai ritual ibadah dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia ketika para alim ulama telah pulang dan mengabdikan diri di masyarakat.

Sementara itu, arus globalisasi, perkembangan internet, sosial media, begitu deras menghujam sendi kehidupam masyakat Indonesia saat ini.

Dalam konteks  kehidupan beragama sehari-hari masyarakat Islam Indonesia hari ini, menurut pengamatan penulis dapat dibagi menjadi 4,

1. Golongan tradisional,

Golongan yang masih memegang tradisi keislaman seperti umumnya mazhab Syafi'i yang merupakan mayoritas di Indonesia, yang sedari kecil diajar membaca Al Qur'an, Fiqih, muamalah, melalui guru-guru mengaji kampung, Kyai pondok tradisional. Ketika beranjak dewasa, golongan ini cenderung cuek dengan pemikiran pemikiran Islam yang belum terlalu lama populer di Indonesia, seperti Hizbut Tahrir, Jamaah Tablig, Wahdah.

2. Golongan Modern,

Golongan ini tidak terlalu mendapatkan pengetahuan ilmu tentang baca tulis Qur'an sejak kecil, fiqih, muamalah, tidak dibudayakan oleh orang tuanya untuk berguru ke guru mengaji kampung, atau pesantren-pesantren tradisional di Indonesia yang umumnya bermazhab Syafi'i, tidak bersentuhan tiap hari sewaktu kecilnya dengan Fiqih Mazhab Syafi'i di waktu kecil.

Sehingga ketika "hidayah" dan kesadaran beragama muncul saat dewasa, mencari tau melalui kajian-kajian di masjid-masjid yang begitu tren saat ini dari pelbagai organisasi dan aliran, saluran video ceramah Youtube, atau bergabung dengan ormas untuk "membela agama" sebagai jalan untuk menunjukan eksistensi sebagai muslim yang taat.

Golongan ini ditandai dengan ciri khas ketika di tes membaca teks dalam kitab al Qur'an akan dipastikan tidak tau atau terbata-terbata karena baru semangat belajar di waktu dewasa.

3. Golongan tobat nasuha,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline