Dalam tulisan ini, saya mengajak teman-teman (pembaca) mengeksplorasi gagasan tentang Madara Uchiha, karakter dalam serial Naruto, dikaitkan dengan konsep Nietzsche tentang "bermensch" atau "Manusia Luar Biasa".
Menurut Friedrich Nietzsche, "bermensch" adalah individu yang melebihi keterbatasan manusia biasa dan menantang norma-norma konvensional untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih superior.
Madara Uchiha adalah karakter yang memiliki ambisi besar untuk mewujudkan visi dunia yang baru dan lebih kuat. Ia menganggap dirinya sebagai seorang yang melampaui batas-batas manusia biasa.
Madara percaya, bahwa dengan kekuatannya yang jauh melampaui para ninja lainnya, dapat mewujudkan tatanan dunia baru. Bahkan, Madara pun tidak ragu menggunakan cara-cara yang destruktif dan radikal, seperti menciptakan konflik besar dan mengejar kekuasaan tanpa henti.
Konsep "bermensch" yang dibahas Nietzsche, menuntut individu untuk melepaskan keterbatasan moral dan sosial yang membelenggu manusia biasa.
Madara, dengan keyakinannya akan superioritas dirinya, mencerminkan pemahaman ini. Ia meyakini, bahwa dengan kekuatan dan visinya lebih tinggi dari yang lainnya, sehingga menganggap dunia yang ada saat itu penuh dengan kelemahan dan ketidakseimbangan.
Namun, meskipun Madara meyakini dirinya sebagai "Manusia Luar Biasa", tak dapat disangkal bahwa ia memilih jalan destruktif dan egoistik untuk mewujudkan visinya.
Nietzsche sendiri berpendapat, bahwa "bermensch" tidak hanya melampaui batas tetapi juga membawa tanggung jawab untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Dalam hal ini, Madara justru memilih jalan yang menghancurkan dan merusak, menunjukkan bahwa meski memiliki keunggulan, bukan berarti ia mampu membangun tatanan dunia baru dengan cara yang harmonis.
Dengan demikian, Madara Uchiha dapat dianggap sebagai gambaran dari visi Nietzsche tentang "bermensch" yang gagal memahami esensi tanggung jawab dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Meskipun Madara melebihi batas manusia biasa dalam hal kekuatan dan ambisi, namun jalan yang dipilihnya justru membawa kehancuran, bukan kemajuan.