Lihat ke Halaman Asli

Antara Prabowo, Rachel Maryam, Aku dan kamu

Diperbarui: 23 Juli 2018   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram Parta Gerindra

Cie.. yang girang banget udah jalan pulang kantor disenin ini, atau ada yang lagi nunggu bubaran macet?

Oh.. hi... happy Monday btw...

How your weekend?

 Haha ada yang dirumaha aja ya? Its okay... ga Cuma kamu yang ngerasain harus berhematnya dan memperketat keluar  nya isi dompet di jaman sekarang ditengah godaan film-film canggih dibioskop dan menu-menu baru ditempat nongkrong atau festifal music yang baru aja kelar weekend ini. Bahkan anak kosan yang  biasanya diselamatkan indomie TELOR aja sudah harus muter otak lagi untuk menu paling humble tersebut haha...

So, udah lewat juga sih, udah senin dan saatnya lebih produktif dan berkarya dengan riang gembira. Seperti kata idola ku, bernegara itu harus harus dalam keadaan gembira. Ga gitu sis persisnya, lupa, tapi gitulah intinya. Bahwa yang mulai senin ini kita mulai lagi sebagai kegembraan adalah bentuk sumbangsih kita dalam menjalan kan negara ini sebagai warga negara. Siapapun kita, apapun yang kita kerjakan, adalah bagian dari gelombang yang menggerakkan negara yang luar biasa ini, seperti yang aku analogikan di tulisan ku sebelumnya, baca ya... hehe

Kayak judulnya kita bakal ngobrol soal empat orang. Idolaku, idolaku, aku sama kamu. Kita mulai dari aku. Kembali soal bernegara, aku sedang dalam upaya menebujs sebuah kesalah yang menurut ku cukup vatal melihat apa akibatnya sekarang. Sempat aku singgung di tulisan pertama kompasiana ku. Bahwa aku adalah seorang dari kumpulan orang-orang yang menyebut diri mereka sabagai golongan putih. Kurang pas disebut putih, kebagusan. Bahwa yang dimaksud adalah orang-orang yang tidak mau menentukan sikap dengan tidak memilih lebih tepat disebut golongan abu-abu, ga punya sikap dan apapun alasannya, apalagi dengan alasan udah ah males politik-politik, ga ngerti, ribet.  Dan aku menyesal.

Dalam proses ku menebus rasa bersalah setelah sadar bahwa keputusan ku untuk tidak perduli, tidak mau cari tahu, tidak mau mempelajari, aku ikut menyumbang atas apa yang terjadi sekarang dan separah ini di negeri yang kaya raya ini. See... tapi ga sedikit dari kita yang buat menikmati weekend ada masih harus mikir puyeng, gimana mau ga benci senin! Kayak aku deh, I really love my job, senin bukan monsterday buat aku tapi sewaktu balik dari sebuat tempat untuk me time disabtu malam aku masih liat anak kecil, seorang bapak tua, dan gerobak mereka. Anak itu tertidur dalam keadaan setengah berdiri digerobak yang jelas banget semua hidup mereka ada disitu. Ga ada libur buat kesengsaraan mereka I think.

Pertanyaanya, kenapa harus kita? Masih muda ini, wajarlah anak muda masa bodo, kan lagi fun-fun nya. Ada yg mikir gitu? Ada! So sad I was part of them sih.. bahwa bukan rahasia sebenarnya agenda merusak kaum muda dari negara kaya namun terlena seperti negara kita ini adalah buka agenda main-main. Segala macam cara kaum muda dibelokkan, dijadikan komuditi dan alat secara massif untuk menahan pertumbuhan negara yang bisa dibilang potongan surga yang dilempar kebumi. Kita ga sadar bahkan agenda itu dimuluskan oleh orang-orang yang ideaalnya memengan kepercayaan demi apa yang akan tetap menjadi identitas dan bagaimana kita hidup bernegara dimasa depan termasuk apa yang jadi makanan kita diera setelah ini.

Suatu hari aku iseng DM idolaku yang satu ini di Instagram. Aku melihat sosoknya sebagai satu dari kaum muda Indonesia yang sudah mantap menentukan sikap. Menjadi pejuang politik. Menikmati politik sebagai jalan baik dan untuk hari nanti karena katanya masa depan adalah milik kita kaum muda. Masa depan nusantara raya ini. Teh rachhel Maryam, mulai dari strawberry sampai karya-karya layar lebarnya aku suka. Disini ketahuan mudanya aku tu semuda apa sebenarnya, strawberry, haha... just kidding percayalah aku nontonnya di youtube hahaha..

Di DM itu isinya gini, harus ada gerakan pemuda peduli akan perubahan. Yes... like I said kan, bukan kata aku aja. Pointnya adalah pemuda, dan apabila kita adalah orang yang peduli dan melihat bangsa ini dalam-dalam pakai pikiran yang singkron kehati , yes... kita bernafsu untuk sebuah perubahan. So... apa kaitannya dengan tidak golput dan yaaaaa politik kan itu arahnya..

Denger baik-baik, Pemuda gak boleh apolitik.. buta dan gak peduli sama politik. Justru pemuda yang harusnya paling peduli dengan politik.. karena politik yang menentukan masa depan, dan masa depan adalah milik kaum muda. Itu lanjutan isi DM nya. Aku disadarkan kondisi saat ini juga, bahwa politk menentukan apa yang kamu makan tadi siang, politik menentukan apakah anak-anak kita nanti atau ada yang sekarang udah punya anak, minum susunya bener ga, bahwa politik juga menetukan apakah masih akan banyak gadis-gadis harus jual badan Cuma buat makan atau lebih parah lagi buat sekedar beli handphone tipe ter anyar, itu ditentukan semua dengan politik, lewat politik, oleh politik. Itu yang bikin aku sadar dan kadang-kadang suka lupa jadi  agak over reacting dan terlalu menggebu-gebu. Like I said before again ya... aku sedang benar-benar bernafsu untuk perubahan itu, untuk era baru itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline