[caption id="attachment_202978" align="aligncenter" width="394" caption="Demo Dimana SBY (Copyright: Seruu.com)"][/caption] Hari minggu ini spesial sekali sepertinya. Hari dimana jadi puncak kekesalan dari mungkin banyak atas maraknya dan memang sudah jadi pemberitaan munculnya lagi babak baru dari KPK vs Polri. Dimana kali ini KPK vs Polri pertarungannya bermula dari eyel-eyelan antara KPK dan Polri dalam menyidik kasus korupsi pengadaan alat simulator uji SIM. Sebagai anak 19 tahun, yang banyak nggak tahu apa-apanya sangat kecewa bahkan heran dengan kelakuan orang di 'atas' itu. Ngakunya aja semuanya sudah berpengalaman, pasti sudah pada ngenyam bangku kuliah (emangnya rayap) ataupun kenyang makan didikan Akademi Kepolisian, tapi kok kelakuannya nggak mencerminkan orang berpendidikan dan bersikap perwira. Jujur saja saya nggak seberapa tahu gimana undang-undang A-Z, yang jelas dari yang saya tangkap kalau memang kasus itu sudah ditangani KPK, pihak lain harus nyingkir. Lha ini Polri kok tetap ngebet ikutan ngurusin kasus simulator SIM, entah motifnya apa. Sampai bulan puasapun ada acara sandera-sanderaan penyidik KPK untuk diajak sahur bersama di Korlantas. (Woooowwww so sweeet) :D Okelah, menurut saya jalan tengahnya, kalau emang Polri mau bantu KPK, ya monggo aja, toh KPK juga mungkin nggak keberatan kalau dibantu (toh penyidik KPK juga ada yang dari Polri). Tapi kalau membantu mbokya harus menghormati proses atau cara yang sedang bertugas tadi (KPK). Mungkin para perwira sampai tamtama Polisi perlu kembali ke bangku sekolah dasar ? Lho kok bisa ? Ya jelas, mereka mungkin banyak yang lupa soal materi kejujuran di pelajaran PPKN / P4 nya mereka. Coba satu soal seperti ini, Kalau ada teman yang melakukan kesalahan apa yang harus kita lakukan ? Pasti jawabannya menegurnya kan! Dalam konteks luas ketika sudah di lingkup negara seperti ini, jika orang sudah melakukan kesalahan (korupsi) ya harus menerima hukuman dong, siap diperiksa dan siap untuk diadili kalau memang salah! Kalau memang bersih ngapain juga risih! Sudah jelas bahwa pelajaran pendidikan kewarganegaraan mereka sudah berubah. Jawaban mereka sekarang, "yaaaa lihat-lihat dong, kalau dulu saya nerima duit, yaaaa jangan diusut, bakal panjang nih". WHAT THE H*LL!!! Nah sekarang ke SBY. Sebagai President of Republic of Indonesia dan Commander in Chief of the Armed Forces (wuiih panjangnyooo), harusnya presiden sadar bahwa rakyat mencatat paling tidak 2 statementnya: 1. MENJADI GARDA TERDEPAN DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI Nah itu dulu pernah dikatakan SBY waktu kapan yah, saya lupa, karena mungkin banyak pidato omong kosong yah :D yang jelas dia bertekad memberantas korupsi dengan dia sebagai garda terdepannya. Namun kita tarik lagi ke Cicak vs Buaya part 1. Kalau nggak salah momen atau salah tangkap (intinya juga mungkin) sang RI 1 ini juga pernah berbuat blunder kalau bahasa sepakbola 2. TIDAK MAU MENGINTIMIDASI PROSES HUKUM Sekali lagi ini cuma seingat saya, SBY nggak mau ngutik-utik antara KPK dan Polri katanya takut dibilang mengintimidasi dibidang yudikatif. Saya nggak mau bahas hukum-hukumnya, yang jelas rakyat kebanyakan menangkap, lha terus SBY kerjanya ngapain ? Kalau memang ada perselisihan antara penegak hukum, ya monggo ditengahi toh pak. Yah minimal lah, kembali ke hukumnya sendiri bagaimana, jangan mengambil jalan tengah yang merugikan salah satu pihak atau minimal bikin nggak sreg disalah satu pihak, apalagi mengeluarkan statement yang kabur. Anda sebagai presiden harus tegas menengahi dan putusan anda bagaimana. Anda jadi presiden bukan untuk membuat pernyataan yang kabur, tapi lebih dari itu anda bertugas addressing the nation!!! Jadi setidaknya anak-anak kecil seperti kami tidak selalu disuguhi tontonan ludruk atau opera sabun atau juga pencitraan doang di media, sehingga orang tua kami berkata "Sudah lah nak, kamu nggak usah ikutan hal begituan, sudah ada yang ngurusi". Bayangkan hal itu jika terdoktrin dari kecil sampai besar? Siapa yang melanjutkan perjuangan negeri ini ? Apakah dinasti korupsi dan kongkalikong ? Atau pembaruan dari rakyat? Jujur saya kagum dengan demo dengan pake lagu "Kemana-kemana-kemana" atau Alamat Palsu-nya Ayu Ting-ting di Bundaran HI pagi ini. Mereka dengan lugas dan tegas, dan saya juga sepandangan dengan mereka bahwa merasa our motherland yang tercinta ini serasa nggak punya pemimpin. Berita di media cetak atau elektronik menggelinding semaunya mencari informasi dan jalannya sendiri, dan rakyat seperti mendapat propaganda semata karena pemerintah sedang libur. Yah mungkin satu hal tadi saya lihat di televisi yang melakukan konpers pertama si Sudi Silalahi, dan tak lama saya lihat di newsline-nya kompastv, senin atau selasa Presiden akan ambil alih kasus ini. Yaaah nggak tahu lagi lah. Yang jelas sedikit penghibur saja, Presiden itu juga manusia bang brooo, sist sekalian, dia juga butuh liburan, dan mungkin karena demo kalian dia nggak bisa tidur atau istirahat dengan nyenyak. Sudah laaaah, sabtu minggu cooling down, atau paling tidak simpan tenaga buat senin. Mungkin juga SBY sedang nulis lirik lagu, persiapan waktu dia pensiun mau masuk dunia keartisan dan mungkin juga 3-4 tahun kedepan SBY bakal menggeser popularitas Nidji, Noah atau Wali serta band dan penyanyi solo lainnya dan mengisi berita sehari-hari di infotainment sebagai eks presiden yang sukses ngartis. :D Dan mungkin juga kalau lagi libur gini SBY lagi menciptakan gerakan baru untuk menandingi Shuffle Dance apalagi Opa Gangnam Style yang sekarang lagi marak. Dan mungkin lagi nih kompasianer sekalian, dalam 3-4 tahun kedepan juga ada style baru bernama OPA SBY STYLE. :D (Just kidding pak, jangan ngirim reserse kerumah yah :D ) [caption id="attachment_203075" align="aligncenter" width="317" caption="Sumber : poethree.student.umm.ac.id"]
[/caption] # CMIIW, Salam :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H