Munajat
Ketukku, aku hilang tunduk!
Pasrahku, aku menyerah takluk!
Damaiku, dalam bait-bait puisi yang berharap mustajab aku kumandangkan
Dimana letak serah, saat aku menyangka usaha adalah segala tentang hasil yang sudah?
Aku gamang, bukti angkuhku menyalahi harus
Aku berjalan di bumi dengan rendah, sedang seringkali hatiku melangit sengit
Aku berharap sujud saat kepala yang kerap mendongak sejajar dengan kaki yang menapak
Mengikis rasa besar di dada, bahwa aku adalah tak seberapa
Kita bolak-balik bergelimang zikir lantang panjang