Kendal, Mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro pada Rabu, 16 Agustus 2023 menyerahkan buku sejarah Kelurahan Karangsari kepada Kelurahan Karangsari. Penyerahan buku ini diserahkan langsung oleh mahasiswa KKN Universitas Diponegoro kepada kepada lurah Karangsari, Bapak Ahmad Basuki S. Sos. di ruang kerjanya pada Rabu sore.
Buku yang berjudul Ceritain Karangsari : Sejarah, Tradisi, & Kesenian Karangsari berisi tentang sejarah berdirinya Kelurahan Karangsari dari yang semula berupa desa-desa hingga menjadi wilayah administrasi Kelurahan. Selain itu juga terdapat penjelasan tentang tradisi, dan kesenian yang berkembang di wilayah ini. Sebagai daerah yang berada di pusat Kota Kendal yang memiliki sejarah berates-ratus tahun lalu, wilayah Karangsari memiliki sejarah dan tradisi yang menarik.
Penulisan buku setebal 56 halaman ini didasarkan atas sumber primer dan sekunder. Sumber primer diperoleh dari Arsip Belanda dari Delpher, sebuah situs yang mengkoleksi teks sejarah berbahasa Belanda. Selain itu juga didukung dengan sumber sekunder berupa buku desa yang diterbitkan pada tahun 1981, dan wawancara dengan berbagai narasumber.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa pada awalnya Kelurahan Karangsari merupakan sebuah wilayah yang terdiri dari beberapa desa seperti Karanggeneng, Serendeng, dan Betah Malang yang telah ada setidaknya sejak tahun 1894 berdasarkan surat kabar Belanda tentang desa Karanggeneng. Selain itu juga terdapat penjelasan Makam Kyai Slamet yang dipercaya sebagai salah satu tokoh yang mendirikan Kelurahan Karangsari.
Selain sejarah, pada buku juga dijelaskan tentang tradisi dan kesenian yang ada dan dilestarikan oleh masyarakat. Tradisi ini berupa barikan atau selamatan yang dilakukan setiap tanggal 1 Sura oleh seluruh warga yang ada di Kelurahan Karangsari. Serta tradisi sedekah laut pada bulan Sura yang dilakukan oleh masyarakat RW 5 Kelurahan Karangsari sebagai ucapan terima kasih atas rezeki yang telah diberikan kepada mereka.
Dengan adanya buku ini diharapkan dapat menjadi catatan sejarah bagi Kelurahan Karangsari serta pengingat generasi mendatang akan sejarah, tradisi, dan kesenian yang ada di wilayah ini. . Selain itu diharapkan pula dapat memberikan kesadaran terhadap warga masyarakat khususnya pemuda akan sejarah dan tradisi yang ada di wilayahnya sehingga mereka tertarik untuk melestarikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H