Pada masa pendudukan Penjajahan, banyak dari pimpinan kita yang dipanggil dengan sebuatan BUNG. Kata Bung seakan populer di masa itu, bahkan Sang Ploklamator,Soekarno-Hattapun memakai kataBung didepan nama mereka, selain itu sang motivator arek-arek Suroboyo yang lebih dikenal dengan nama Bung Tomo, seakan tidak mau ketinggal dengan sang proklamator kita.
Sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya kita harus mengenang jasa-jasa dan perjuangan dari pahlawan kita, karena berkat perjuangannya kemerdekaan ini akhirnya dapat kita raih walau dengan ceceran darah, tetesan air mata, dan jutaan nyawa pahlawan telah menjadi pondasi, berdirinya negeri Indonesia ini.
Perjuangan tanpa pamrih, perjuangan yang tidak mengenal kata menyerah, perjuangan yang lebih memilih merdeka atau mati, sebuah perjuangan sejati telah mereka (pejuang) persembahkan untuk kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia ini.
Lebih pantasnya, kami menyebutnya pahlawan tanpa tanda jasa, boleh kita bertanya, apa yang telah pemerintah berikan kepada para pejuang kita? Hanya sebuah kenang-kenangan berupa nama jalan, nama gedung, dan tercatat di buku sejarah. Bahkan yang lebih ironis seorang Bung Tomo, mendapatkan gelar pahlawan nasional baru tahun-tahun kemarin.
Dalam hati kami, selalu bertanya, apa yang diharapkan oleh para pejuang (pahlawan) kita? Harta-benda? Kekayaan alam Indonesia? Pangkat? Derajat?
Jawaban kami adalah MERDEKA, sebuah cita-cita mulia yang patut kita tiru dan menjadi teladani, karena kami tahu bahwa bangsa Indonesia ini telah kehilangan banyak pahlawannya, saat ini kita benar-benar menjadi miskin pimpinan yang berjiwa pahlawan,karena para pemimpin sudah tidak lagi pernah memikirkan nasib rakyatnya, para pemimpin telah buta mata hatinya dengan teganya menjual kekayaan alam yang seharusnya kita rawat dan jaga untuk warisan tunas bangsa, para pemimpin telah tuli dengan keluahan rakyatnya.
Pantas kalau mereka (pemimpin kita) sangat alergi untuk memakai kata Bung!
Karena takut jika rakyat memplesetkan kata Bung, menjadi BUNG KUSAN TAEK dalam istilah jawa/Surabaya adalah tempat kotoran.
Salam perjuangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H