Lihat ke Halaman Asli

Harimau Anggun

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Harum kulitmu kurasakan, harum tangan yg pernah menjadi milik ragaku.

Seikat mawar

pernah kau bawa kedalam

hidupku, indah kukenang.

Terang wajahmu

dikala lampu aku padamkan,
desahan lembutmenderah kearah hidungku,
bibirku kau kecup, wangi harummu.

Malam ini dikesepian Kota ini, aku berharap, kau berada disebelahku.

Akan aku,

Cengkram, tindih,

Dan gulingkan kau dikasur ini.

Pastinya akan terdengar, desah mesramu,

memanggil namaku, dengan nafas yang tersengal tak bernada.

Ragamu indahmu,

lekukan disetiap bagian indahnya,

ku raba, nafasmu kian naik, tanpa sedetikpun turun,

menderu-deru, menggairahkan, nafasku tak dapat berhenti hanya untuk istirahat saja.

Tanganmu lembut,

Meraba setiap jengkal ragaku,

sampailah pada punggung bagian kiriku, kau raba,

aku tak dapat bernafas, naik, naik dan terus naik, gairahku memuncak,

aku semakin tak terkendali.

Kau cium,

setiap jengkal mukaku,

mataku, hidungku, dan tanganku mulai kau tuntun,

menuju semua bagian terindahmu, aku mengikutinya

dengan birahi yang sudah meletus tak terkendali.

Desahanmu,
gerak gemulai badanmu,
bibirmu beradu, lidah tak lagi hanya diam,
kini kian liar, Harimau Kalimantan kau kalahkan.


Aku merindukannya malam ini, Harimau anggunku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline