Lihat ke Halaman Asli

Fajar Tri Hartini

Guru SDN Kemasan Surakarta

PAIKEM, Membahagiakan Semua Orang?

Diperbarui: 23 Mei 2023   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapa dia? Dimana rumahnya? Secantik siapakah dia? Hai ...hai...gaes! PAIKEM yang ini bukan nama asliku, lho. Bukan pula nama gadis tetanggaku yang suaranya mirip Syahbandar. Eiittt...Syahrini maksudnya.

PAIKEM yang ini adalah akronim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan. Di saat Kurikulum dengan MBS (Management Berbasis Sekolah) dulu sedang ngetop-ngetopnya, semua seolah berebut menampilkan giat di sekolah atau kelasnya masing-masing. 

Ada yang memenuhi kelasnya dengan berbagai pernik hiasan untuk ditempel di dinding kelas. Ada pula bergelantungan rangkaian karya (yang diakui sebagai karya siswa) memenuhi ruang kelas. Pada hal banyak juga yang dibuat guru hingga lembur-lembur pekerjaan, baik di sekolah maupun di rumah, hingga tiap hari membawa oleh-oleh setumpuk pekerjaan.

Lalu...mana hal yang menyenangkan? Siapa yang bersenang-senang? Guru yang lembur tiap hari? Atau murid yang masuk kelas melihat berbagai hiasan buatan guru? Atau pengawas sekolah saat berkunjung melihat kelas yang sudah mirip Pasar Klewer di Kota Surakarta itu? Ah, entahlah.

Dan akhirnya, tak berapa lama tanpa kabar evaluasi atau pun sosialisasi tingkat keberhasilannya, sudah berganti kurikulum lain. Selalu dengan kata atas nama perubahan. Karena  di dunia ini tiada yang abadi. Hanya perubahan lah yang abadi di dunia ini. Banyak yang melongo, tentu saja dengan kukut-kukut (baca: mengemasi) semua pernak-pernik karya dan alat peraga yang dibuat dengan menghabiskan tak sedikit waktu, dana, dan tenaga.

Kembali ke rumah PAIKEM. Sebetulnya kegiatan yang sesuai dengan mbak PAIKEM ini memang harus diciptakan. Bahkan ditingkatkan terus. Tetapi, apakah harus sama cara, metode, teknis dalam melakukannya? Menurut saya tidak! Namanya saja pembelajaran yang menyenangkan. Pasti guru yang inovatif dan kreatif punya banyak cara untuk menciptakannya. Bahkan mengimplementasikan di kelas. Tak harus sama dengan kelas lain atau pun sekolah lain. Tapi, entahlah! Sepertinya kebiasaan latah sudah sering melanda guru.

Bersambung ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline