Lihat ke Halaman Asli

Fajar Nugroho

Penulis dan Pemerhati Desa

Serial Detektif: Sri, Cabe Rawit dari Kali Code

Diperbarui: 19 Mei 2024   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai semua, namaku Tarno, seorang pengacara alias pengangguran banyak acara. Sebenarnya menulis bukanlah hobiku, tapi sepertinya sejarah tak akan begitu saja terhapus bila ada hitam diatas putih. Ya, aku ingin dunia tahu kisah tetanggaku yang unik ini.

Nama panggilannya Sri, lengkapnya Dewi Srikandi. Saat ini dia berumur 16 tahun dan masih sekolah di SMA kelas satu. Tampilannya tomboi dan lincah, rambutnya cepak dan suka karate. Dia relatif pendek dibandingkan teman-teman sebayanya. Pernah dia juara karate se Propinsi DIY saat dia SMP.

Dari umur 5 tahun dia terkenal hobi mainin puzzle dan kotak rubik. Dia juga senang baca koran milikku trus ngisi teka-teki silang yang biasa tercantum dalam koran itu. Seingatku, umur 8 tahun dia bisa ngotak-atik kotak rubik dalam waktu kurang dari dua menit.

Sri anak yatim, tinggal dibantaran kali code, Yogyakarta. Tapi dia bangga tinggal disana bersama simboknya, karena baginya, kesederhanaan membuatnya bersemangat dan berjuang keras tuk bisa makan minimal sekali sehari. Di umur delapan tahun, Sri sudah berjualan koran di perempatan Jalan Sudirman setiap siang atau sepulang sekolah. Bila waktu senggang dia sempatkan membaca berita koran itu.

Kurang lebih umur 14 tahun dia sudah dipercaya menjaga warung koran dan majalah. Disana dia kenal dekat dengan Johan, seorang polisi reserse yang jadi langganan koran. Mereka sering main tebak-tebakkan, kadang aku juga ikut bergabung, namun Sri paling sering menang. Sering juga kami berdiskusi tentang suatu kasus kriminal yang diberitakan di koran.

Sebenarnya Sri suka berkomentar tentang suatu berita kejahatan sejak umur 11 tahun. Tapi setiap orang yang dia ajak diskusi selalu menghindar. Mungkin mereka (termasuk aku) saat itu mengira Sri cerewet lah, banyak mengkhayal lah, bla bla bla.


nantikan file kasus pertama "Hilangnya Bulan Hitam"

*_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline