Lihat ke Halaman Asli

Fajar sidik

masih mahasiswa

Pemberdayaan Keluarga Dhuafa oleh Hamka-Hamka Muda di Masa Pandemi

Diperbarui: 10 Februari 2021   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

keluarga pak imam

pak imam adalah ayah dari 3 anak yang masih sekolah, ia bekerja sebagai tukang nasi goreng yang terkena dampak dari pandemi, hasil penjualan nasi goreng dikatakan kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, malah terkadang hasil penjualan nasi goreng nombok(rugi) karena anaknya jajan, sedangkan ibu rusnawati adalah ibu rumah tangga yang kadang membuat keripik peyek sebagai penghasilan sampingan agar dapat memenuhi kebutuhan sehari harinya.

Anak pertama bernama Muhammad Ramadan yang masih duduk di bangku  smp, anak kedua ahmad zailani yang masih belom sekolah dan anak terakhir ada jafar sodiq yang masih PAUD.

keadaan rumah pak imam

Keluarga pak imam tinggal dikontrakan yang kecil dengan kondisi kurang bagus, dalam kontrakan tersebut tidak memiliki kamar mandi, melainkan kamar mandi ada diluar kontrakan yang digunakan secara Bersama oleh penghuni kontrakan lainnya, yang dimana terkadang dia harus bergantian hanya untuk pergi ke kamar mandi, tapi dengan keadaan seperti itu, pak imam dan ibu rusnawati men cukup-cukupi untuk biaya makan dan modal berdagang kembali demi untuk menyambung hidup.

untuk itu kami berinisiatif untuk memberdayakan keluarga pak imam untuk mendapatkan penghasilan yang lebih terlepas dari masa pandemic ini yang membuat omset penjualannya menurun, yang pertama kami melakukan pendalaman informasi dengan melakukan survei beberapa kali ke rumah keluarga pak imam, setelah pendalaman informasi kami melakukan diskusi untuk memilih apa yang akan kita berdayakan untuk membantu perekonomian keluarga pak imam, dan kami memilih untuk memberdayakan produk peyek yang dijual istri pak imam yaitu ibu rusnawati,selanjutnya kami membuat proposal untuk mendapatkan dana pemberdayaan dimana proposal tersebut kami ajukan ke beberapa perusahaan swasta maupun sanak saudara demi mendapatkan hasil maksimal untuk melakukan pemberdayaannya, setelah melakukan funrising kami mendapatkan total dana 1.100.000 dari hasil funrising tersebut, setelah selesai funrising dan mendapatkan dana tersebut kami melakukan pembelian barang dan bahan-bahan untuk pemberdayaan keluarga dhuafa di pasar jatinegara yaitu kompor mawar, tepung beras, tepung sagu, telur, minyak kelapa, kacang hijau,plastik 250gram, label merk dan tabung gas elpigi beserta isinya dimana bahan dan alat tersebut akan digunakan ibu rusnawati dalam membuat peyek dengan lebih menarik lagi dari sebelumnya.

pada pemberdayaan ini kami membuat label dan kemasan yang lebih menarik dari kemasan yang sebelumnya, dan menawarkan keripik peyek ini yang awalnya cuma dititipkan diwarung menjadi melakukan penjualan di online shop seperti shoppe, lazada, tokopedia serta martketplace di facebook guna mendapatkan hasil penjualan yang lebih maksimal lagi, dimana ibu rusnawati kami bina dan diajarkan melakukan penjualan di online shop hingga lancar melakukan penjualan di online shop secara mandiri.

kemasan terbaru keripik peyek ibu rusnawati

dengan adanya program penberdayaan ini semoga dapat berguna oleh bpk iman dan ibu rusnawati untuk menambahkan penghasilan keluarga dan mencukupi biaya pendidikan anaknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline