Lihat ke Halaman Asli

KMP Kehabisan Amunisi, Jokowi di Atas Angin

Diperbarui: 7 Juni 2016   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Koalisi Indonesia Hebat kini semakin kokoh dan solid ketika beberapa dari partai oposisi mulai melepaskan diri dari Koalisi Merah Putih. Setelah PPP, PBB, dan PAN, giliran Golkar resmi menyatakan merapat ke pemerintah.Golkar yang baru-baru ini mengadakan Munaslub di Bali yang menghasilkan Setya novanto terpilih sebagai ketua umum partai berlambang beringin tersebut.

"Saya kira wajar, karena partai politik pada dasarnya ingin bergabung ke pemerintah. Tidak ada partai politik di Indoensia ini yang mau berada di luar pemerintahan, tidak hanya PKS ataupun PAN," ujar Nico kala dihubungi Republika.co.id, Kamis (24/12).

Masyarakat banyak yang beranggapan bahwa Golkar telah membuat pilihan sulit untuk memilih keluar dari KMP dan bergabung dengan pemerintahan Jokowi.Hal ini merupakan hal yang lazim dalam dunia politik di Indonesia.Seperti pada era pemerintahan SBY,PDIP menjadi satu-satunya partai oposisi pada masa itu.Kejadian ini hampir sama dengan sekarang yang menyisakan partai Gerindra dan PKS yang kemungkinan bisa saja merapat ke pemerintahan.

“Saya kira kalau parpol di dalam pemerintahan akan sangat sungkan mengoreksi sikap pemerintah. Makanya Gerindra tetap berada di luar pemerintah untuk bersama-sama dengan rakyat,” kata Riza Patria Waketum partai Gerindra.

Saya Merasa Gerindra akan tetap berada dalam Koalisi Merah Putih meskipun sendiri,namun yang menjadi tantangan adalah di kubu Koalisi Indonesia Hebat.Karena melihat sejarah yang kurang baik antara partai Golkar dan PDIP.Golkar juga telah memastikan dukungan untuk presiden Jokowi untuk maju pada Pilpres 2019 mendatang.masuknya Golkar dapat mendongkrak suara untuk Pemilu 2019 mendatang.Untuk saat ini Presiden jokowi sedang berada diatas angin.Pada awal pemerintahannya,hanya 4 partai yang bergabung yaitu PDIP,Nasdem,PKB dan hanura.Wajar saja pada saat itu pemerintah banyak terlihat tertekan dengan kekuatan superior Koalisi Merah Putih yang pada saat itu diisi oleh partai raksasa Golkar, Gerindra, PKS, PAN,Demokrat dan PPP. 

"Dengan semakin banyak dukungan ini membuat posisi Jokowi semakin kuat dalam politik. Dia menjadi di atas angin dalam bekerja sama dengan DPR, karena posisinya lebih kuat," ucap Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Prof. Maswadi Rauf.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline