Lihat ke Halaman Asli

Fajar Ramadhan

XI MIPA 5- SMAN 28 JAKARTA

Perjalanan Pulang dari Kedai Kopi

Diperbarui: 19 November 2020   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Malam tidak terlalu larut, bagiku, saat aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dari kedai kopi langgananku, meninggalkan teman-temanku yang masih ingin tinggal lebih lama. Aku memutuskan pulang terlebih dahulu karena suasana malam sudah mulai membosankan bagiku. Semua teman-temanku sudah sibuk sendiri dengan ponselnya. Setelah kopiku benar-benar habis dan hanya menyisakan ampasnya, aku bergegas membayar dan beranjak pulang.

"Berapa semuanya, Mas?" tanyaku pada Babeh, pemilik kedai kopi langgananku.

"Apa saja, Mas Fajar?" pertanyaan balik dari Babeh.

"Kopi satu, sama gorengan dua."

"Semuanya 10 ribu."

Di tengah perjalanan pulang laju motorku terhenti, aku menepi. Aku merasa ada sesuatu yang terlupakan. Setelah beberapa menit mengingat, aku baru sadar bahwa ada sesuatu yang ingin aku beli. Mencari toko yang buka pada pukul sebelas malam bukan hal yang mudah, dan aku memutuskan untuk mampir ke mini market untuk membeli barang itu juga bukan pilihan yang tepat karena harganya pasti lebih mahal ketimbang di toko biasa.

Aku putuskan untuk berkeliling sejenak; berharap ada toko yang masih buka pada saat itu. setelah hampir lima belas menit aku berkeliling dengan sepeda motoroku, aku berhasil menemukan toko kecil yang masih buka. Toko itu terletak di antara deretan ruko yang sudah tutup. Nampak ada enam remaja, yang sepengamatanku, masih duduk di bangku SMP sedang nongkrong di depan toko. Enam remaja itu terlihat serius mengobrolkan sesuatu.

Keinginanku untuk segera membeli sesuatu dan segera pulang mendadak hilang, ketika aku iseng mendengarkan percakapan singkat enam remaja itu. Sembari berpura-pura mengingat barang yang ingin dibeli, aku menguping pembicaraan mereka.

"Memang apa yang kamu pikirkan, hah? Biar terlihat keren begitu?" kata seorang remaja yang terlihat lebih tua dari lainya kepada salah satu temanya.

"Ya, nggak. Aku sudah tidak nyaman saja di rumah," kata remaja yang ditanya.

"Sudahlah. Kamu mending pulang saja. Kasihan orangtuamu. Memangnya kamu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline