"Yang disebut tunjuk ajar ialah:
Menunjuk kepada yang elok,
Mengajar kepada yang benar,
Mendidik kepada yang baik,
Memberi petuah pada yang berfaedah,
Memberi nasehat pada yang bermanfaat,
Memberi ilmu pada yang sujudu,
Memberi contoh pada yang senonoh,
Memberi teladan pada yang sepadan" (322502314.pdf (core.ac.uk)).
Tunjuk Ajar Melayu, karya yang menggabungkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya Melayu, menjadi sumber kekayaan intelektual yang menginspirasi dan mendidik. Salah satu aspek yang mencolok dalam Tunjuk Ajar Melayu adalah penggunaan petuah dan amanah sebagai medium untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, nilai moral, serta arahan hidup kepada generasi penerus. Dalam karya Tenas Effendy, petuah dan amanah bukan hanya kata-kata bijak, tetapi juga benang merah yang menyulam kearifan lokal dalam bingkai keilmuan yang mendalam.
Beberapa nasehat dalam Tunjuk Ajar Melayu karya Tenas Effendy adalah sebagai berikut:
Syair:
Kita bertaqwa kepada Allah
Memohonampun mengharap rahmah
Supaya hidupmu beroleh faedah
Sesudah mati mendapatkan berkah
Supaya hidup dimuliakan orang
Adat diisi lembaga dituang
Alur dan patut mengikut undang
Benar dan layak menjadi tiang
Bila hidup tenggang menenggang
Arif menjaga perasaan orang
Bijak menengok sakit dan senang
Tahu memahami lebih dan kurang (Effendy, T. (2013). Tunjuk Ajar Melayu dalam Pantun, Gurindam, Seloka, Syair, dan Ungkapan. Pekanbaru: Tenas Effendy Foundation).
Alber (2017) Syair memuat beragam konten, terutama cerita-cerita yang penuh dengan makna mendalam, serta mengandung berbagai petuah dan amanah yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan bersosial. Oleh karena itu, secara tak langsung, syair menjadi fondasi dalam pembentukan karakter, tidak hanya berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, melainkan juga sebagai upaya untuk mempertahankan kearifan lokal (322502314.pdf (core.ac.uk)
Pantun:
Buah kelat di tengah halaman
Pagi hari jatuh ke pangkal
Bertuah umat karena beriman
Bertuah diri karena beramal
Apalah tanda punak berbuah
Dari jauh nampak putiknya
Apalah tanda anak bertuah
Budi senonoh nampak cerdiknya
Kalau hendak meniup puntung
Elok-elok menjaga apinya
Kalau hendak hidup beruntung
Elok-elok menjaga pekertinya (Effendy, Tenas. 2005. Pantun Nasehat. Edisi Ke-2. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa)